KOMPAS.com - Sensus Ekonomi 2026 ( SE2026) disiapkan untuk memotret seluruh kegiatan usaha nonpertanian di Indonesia, termasuk sektor ekonomi kreatif yang tumbuh pesat berkat dorongan generasi muda.
SE2026 akan menghimpun data lengkap mengenai jumlah dan sebaran pelaku usaha ekonomi kreatif di berbagai subsektor, skala usaha mikro hingga besar, serta pemanfaatan teknologi digital oleh para pelaku usaha di seluruh wilayah Indonesia.
Pendataan ini dinilai penting seiring pesatnya perkembangan sektor ekonomi kreatif dalam satu dekade terakhir.
Baca juga: Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat
Badan Pusat Statistik ( BPS) melalui keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Senin (8/12/2025), menjelaskan bahwa hasil SE2016 telah menandai awal kebangkitan industri kreatif di berbagai daerah.
Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan signifikan sejumlah subsektor ekonomi kreatif, seperti kuliner, fesyen, dan kriya, dengan didominasi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) yang banyak tumbuh di wilayah perkotaan.
Namun, perkembangan ekonomi kreatif saat ini dinilai jauh lebih kompleks dibandingkan satu dekade lalu. Usaha berbasis platform digital, industri game, animasi, hingga maraknya brand fesyen lokal belum tercatat dalam SE2016.
Baca juga: Komdigi Tegur 25 Platform Digital, Ada Nama Induk ChatGPT
Sektor ekonomi kreatif tumbuh impresif berkat kemampuan generasi muda dalam memanfaatkan perkembangan teknologi, media sosial, dan perubahan gaya hidup untuk menciptakan usaha-usaha baru yang kreatif, adaptif, dan kompetitif.
Mereka tidak hanya mengejar peluang ekonomi, tetapi juga menjadikan kreativitas sebagai identitas. Banyak usaha kreatif dimulai dari kamar tidur, studio sederhana, co-working space, atau komunitas hobi.
Dengan dukungan media sosial, para pelaku usaha muda mampu menjangkau pasar lebih luas tanpa memerlukan modal besar untuk membuka toko fisik. Model bisnis ini membuat roda ekonomi kreatif berputar lebih cepat dan fleksibel dibandingkan sektor tradisional yang membutuhkan infrastruktur besar.
Baca juga: Inovasi Blockchain Jadi Arah Baru Pengembangan Ekonomi Kreatif
Kemampuan generasi muda dalam beradaptasi dengan teknologi merupakan salah satu pendorong utama pesatnya pertumbuhan ekonomi kreatif.
Dalam banyak kasus, keputusan bisnis generasi muda dipengaruhi oleh tren global, pola konsumsi digital, dan kemampuan memanfaatkan data dari platform pemasaran.
Fenomena seperti maraknya konten kreator, toko daring produk lokal, brand streetwear, hingga komunitas game online menunjukkan perpaduan antara kreativitas dan teknologi dalam membentuk model bisnis baru.
Seluruh perkembangan tersebut belum terpetakan secara komprehensif dalam SE2016. Oleh karena itu, SE2026 dibutuhkan untuk menyediakan data yang lebih akurat, mutakhir, dan menyeluruh.
Baca juga: SE2026 Petakan Kesenjangan Transformasi Digital di Dunia Usaha
Melalui SE2026, BPS akan memperoleh gambaran terkini mengenai jumlah dan sebaran pelaku usaha kreatif di seluruh Indonesia, karakteristik usaha, pemanfaatan teknologi, tenaga kerja yang terlibat, hingga tantangan yang dihadapi para pelaku.
Data yang dikumpulkan melalui SE2026 diharapkan mampu mengidentifikasi subsektor kreatif yang tumbuh paling cepat dan daerah yang menjadi pusat aktivitas pelaku kreatif muda.
Informasi tersebut dinilai krusial untuk mendorong pengembangan kota kreatif, peningkatan daya saing usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan memperluas ekosistem ekonomi digital.
Selain itu, hasil SE2026 juga akan menjadi landasan bagi pemerintah untuk menyusun berbagai kebijakan pengembangan ekonomi kreatif yang lebih tepat sasaran, mulai dari perencanaan pembiayaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), hingga penguatan infrastruktur teknologi dan ekosistem digital.
Baca juga: SE2026 dan DTSEN Jadi Fondasi Peta Ekonomi-Sosial Baru
Sementara itu, bagi pelaku usaha, data SE2026 dapat menjadi rujukan untuk memahami posisi usaha, memetakan potensi pasar, melihat peluang ekspansi, serta mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih terukur dan berbasis data.
Dengan terlaksananya SE2026, Indonesia memiliki kesempatan untuk menangkap potret terbaru sektor kreatif dan menunjukkan skala kekuatan, serta tantangan yang dihadapi pelaku kreatif, khususnya pelaku usaha muda.
Data yang dihasilkan akan menjadi fondasi untuk menentukan arah pengembangan ekosistem kreatif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Pasalnya, ekonomi kreatif bukan sekadar industri yang menghasilkan produk dan jasa, melainkan ruang yang memadukan imajinasi, budaya, teknologi, dan identitas generasi muda Indonesia.
Baca juga: Menekraf Resmikan Creative Hub Tanah Datar, Dorong Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif Daerah
Melalui data komprehensif dari SE2026, pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan komunitas kreatif dapat bekerja sama untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif agar mampu bersaing di tingkat global.
Generasi muda telah membuktikan bahwa kreativitas mereka mampu menggerakkan roda perekonomian. Kini, saatnya negara memastikan potensi tersebut mendapatkan dukungan yang tepat, berbasis data akurat, mutakhir, dan komprehensif melalui SE2026.