Kawasan Ekonomi Khusus, Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 22/09/2025, 12:36 WIB
Tsabita Naja,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Geliat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah, semakin meningkat pada semester I-2025, usai kehadiran dua tenant baru, yakni PT Simba Indosnack Makmur dan PT Jingxing Weiss Indonesia.

Kedua tenant yang bergerak di bidang makanan dan logistik tersebut resmi menanamkan investasi dengan nilai total mencapai Rp 1,1 triliun.

Kehadiran Simba dan Jinxing menambah daftar panjang investor di KEK Batang sekaligus mempertegas peran kawasan ini sebagai pusat manufaktur ekspor.

Sebagai produsen sereal dan makanan ringan ternama, Simba telah menanamkan investasi Rp 300 miliar untuk menghadirkan pabrik ekspor pertamanya di atas lahan seluas 3,6 hektar (ha). Pabrik ini akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar Australia dan Arab Saudi.

Baca juga: KEK Industropolis Batang Dipromosikan ke Investor Australia

Sementara itu, Jingxing yang merupakan pemain utama di industri logistik Asia-Pasifik hadir dengan skala investasi yang lebih besar.

Dengan investasi Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun, Jinxing akan membangun pabrik seluas 6,8 ha untuk memperluas pasar ke Asia Timur dan Pasifik.

Direktur Utama KEK Industropolis Batang Ngurah Wirawan menilai, penutupan semester I-2025 menjadi tonggak penting bagi kawasan ini.

“Kehadiran investor, seperti Simba dan Jingxing, tidak hanya menambah nilai investasi, tetapi juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap masa depan KEK Batang sebagai pusat industri ekspor,” ujarnya, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (19/9/2025).

Baca juga: Pacuan Kuda dan Lapangan Golf Bakal Dibangun di KEK Industropolis Batang

Wirawan meyakini bahwa kedua tenant tersebut membawa warna baru bagi KEK Batang.

“Mereka datang bukan hanya membangun fasilitas, tetapi juga membawa visi jangka panjang, pendekatan kolaboratif, serta pemanfaatan potensi lokal dan regional secara menyeluruh,” jelasnya.

Selain kehadiran dua tenant baru, optimisme KEK Batang semakin kuat dengan adanya skema kerja sama internasional Two Countries Twin Parks (TCTP) antara Indonesia dan Tiongkok.

Melalui kolaborasi ini, KEK Batang diproyeksikan menyerap investasi hingga 3,6 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 59,3 triliun.

Baca juga: KEK Industropolis Batang Raup Investasi Rp 1,1 Triliun di Akhir Semester I 2025

Sebelumnya, KEK Batang telah sukses mengekspor 20.000 pasang sepatu Converse ke Amerika Serikat dan Australia melalui tenant PT Yih Quan Footwear Indonesia.

Capaian KEK Industropolis Batang adalah salah satu bukti bahwa kehadiran KEK telah berkontribusi menopang laju perekonomian Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 menyentuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

KEK menjadi motor penggerak baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena secara kumulatif berhasil merealisasikan investasi hingga Rp 294,4 triliun sejak 2021. Adapun sepanjang semester I-2025, realisasi investasi di KEK mencapai Rp 40,48 triliun.

Baca juga: Nilai Investasi di 25 KEK Tembus Rp 294 Triliun hingga Semester I 2025

Investor lirik KEK BSD City hingga Nongsa

Prestasi membanggakan juga datang dari KEK Bumi Serpong Damai (BSD) City milik Sinarmas Land di Tangerang Selatan, Banten. 

Chief Executive Officer (CEO) Digital Tech Ecosystem and Development at Sinarmas Land Irawan Harahap mengungkapkan, sejumlah investor telah menunjukkan ketertarikannya terhadap KEK BSD City.

"Sampai saat ini sudah ada 12 sampai 15 investor yang bergabung, dari dalam dan luar negeri," katanya.

Baca juga: Kabar Terbaru KEK BSD City, Kantongi 15 Investor

KEK yang bergerak di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan internasional ini ditargetkan meraih realisasi investasi Rp 18,8 triliun saat beroperasi penuh.

Di sektor hilirisasi kelapa sawit, KEK Sei Mangkei memperkuat perannya dengan meraih investasi Rp 6,5 triliun dari PT Unilever Oleochemical Indonesia.

Adapun di sektor ekonomi digital, KEK Nongsa berhasil menarik investasi Rp 5,8 triliun dari sejumlah perusahaan data center global, seperti  GDS (Tiongkok), Gaw Capital (Hong Kong), Princeton Digital Group (Singapura), dan BW Digital Infra Indonesia (Selandia Baru).

Baca juga: KEK Nongsa di Batam Diperluas, Bidik Investasi Rp 20,07 Triliun

Serap ribuan tenaga kerja

Selain berhasil menarik investor, KEK juga berperan besar dalam menciptakan ruang hidup baru bagi ribuan pekerja Indonesia. 

Sepanjang semester I-2025, KEK berhasil menyerap 28.094 tenaga kerja atau 56,4 persen dari total target pada 2025. Dengan demikian, total penyerapan tenaga kerja di KEK telah mencapai 187.376 orang.

KEK Kendal menjadi salah satu contoh nyata. Di kawasan ini, denyut aktivitas industri seolah tak pernah berhenti.

Hingga Mei 2025, jumlah tenaga kerja di KEK Kendal mencapai 60.000 orang dari 129 tenants yang sudah bergabung. Contohnya, PT Borine Technology Indonesia telah merekrut 4.000 pekerja, sementara PT Hiron Indonesia Industry menyerap 500 tenaga kerja lokal.

Baca juga: Produsen Mainan Terbesar di Hongkong Dirikan Pabrik di KEK Kendal

Selain itu, PT Polygroup Manufaktur Indonesia yang telah meresmikan pabrik pertamanya di KEK Kendal pada November 2024, menargetkan perekrutan hingga 6.000 tenaga kerja saat beroperasi secara penuh.

Executive Director KEK Kendal Juliani Kusumaningrum menegaskan bahwa KEK ini tidak hanya fokus menarik investasi, tetapi juga menciptakan dampak sosial signifikan melalui penciptaan lapangan kerja.

"Kami bangga bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal, dan sektor elektronik merupakan salah satu sektor yang paling cepat tumbuh dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar," ucapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com