Bapanas Luncurkan Genius 2024, Sinergi Menuju Generasi Emas 2045

Kompas.com - 28/08/2024, 07:00 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Kepala Badan pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meluncurkan program Genius pada Selasa (27/8/2024) di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. DOK. Bapanas Kepala Badan pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meluncurkan program Genius pada Selasa (27/8/2024) di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

KOMPAS.com – Sumber daya manusia (SDM) yang sehat, aktif, dan produktif harus dibangun sejak dini melalui pemenuhan pangan yang bergizi dengan menyasar anak usia sekolah.

Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (Genius) menjadi salah satu program pemerintah yang mendorong hal tersebut.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo menyatakan, ketahanan pangan dan gizi adalah isu strategis nasional. Bahkan, pentingnya asupan gizi bagi generasi masa depan menjadi perhatian Presiden Republik Indonesia (RI) Jokowi

"Karena itu, upaya ini bukan sekadar memberikan makanan, tetapi memastikan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi oleh generasi mendatang," kata Adi saat meluncurkan Program Genius di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (27/8/2024)

Ia mengatakan, peluncuran program Genius tahun 2024 ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mendukung terwujudnya Generasi Emas 2045 yang sehat, kuat, cerdas, ceria, dan produktif.

Tidak hanya itu, program Genius juga menjadi bagian dari upaya mendukung percepatan penurunan stunting sesuai amanat Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021, target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada akhir tahun 2024. Adapun angka prevalensi stunting turun dari 37,2 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen di tahun 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Arief juga menegaskan bahwa selain memberikan asupan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, pihaknya juga terus mengedukasi stop boros pangan.

Hal ini agar setiap orang bisa menghargai pangan yang dikonsumsi mengingat angka Food Loss and Waste mencapai 31 persen dan berdampak pada ketahanan pangan, ekonomi, dan lingkungan.

"Kami sampaikan ke gubernur dan bupati supaya potensi pangan berlebih yang ada di berbagai tempat seperti retail dan restoran itu dapat dimanfaatkan optimal melalui program donasi pangan yang dikelola secara kolaboratif, ada hub-nya untuk bisa didistribusikan ke kelompok masyarakat yang membutuhkan seperti ke panti asuhan, masyarakat berpenghasilan rendah, dan lainnya," papar Arief.

Dalam kesempatan yang sama, Penjabat (Pj.) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi mengapresiasi program Genius, Menurutnya Genius sebagai upaya meningkatkan kualitas SDM di 2045.

"Kami senang dan bangga bahwa Sumsel ini satu dari 10 provinsi yang melakukan launching Genius di tahun 2024 ini. Tentu kita akan terus lanjutkan. Dan juga dari hulu, dari produksinya kita siapkan, pengolahannya sampai distribusinya. Sehingga kita bisa menjamin anak-anak kita mendapat gizi yang cukup dan dengan itu kita bisa wujudkan Indonesia Emas 2045," urainya.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel  akan melanjutkan pemberian kudapan sekolah berupa telur ayam setiap minggu. Adapun hari ini total sudah mendistribusikan 4.000 telur.

"Insya Allah kita akan tingkatkan terus," katanya.

Pada 2024, program Genius menyasar sekitar 17.000 siswa di 92 Sekolah dasar (SD) yang tersebar di 30 kabupaten/kota di 10 provinsi. Daerah itu, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara.

Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo mengatakan, pemilihan lokus program ini didasarkan pada data Prevalence of Undernourishment (PoU) dan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA).

“Genius 2024 merupakan komitmen NFA dalam upaya penurunan angka Prevalence of Undernourishment (PoU) pada provinsi pelaksana GENIUS TA. 2023 yang belum mencapai target nasional. Melalui program ini kami dorong pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi anak usia sekolah guna mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, aktif, dan produktif,’’ ujar Nyoto.

Adapun angka Prevalence of Undernourishment (PoU) atau prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan mengalami perubahan yang positif, yakni turun dari 10,21 persen pada 2022 menjadi 8,53 persen pada 2023.

"Melalui program Genius yang kita gencarkan di berbagai daerah terutama lokus yang tingkat PoU maupun status daerahnya masih rentan rawan pangan, kita optimis angka PoU kita terus turunkan. Dan pada tahun ini kita targetkan penurunan PoU hingga 5 persen," jelas Nyoto.

Turut hadir dalam acara ini, Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP)/NFA Neila Aisha Arief, Pj Bupati Ogan Komering Ilir Asmar Sanjaya, Deputi Country Director WFP Jaakko Valli, Country Director IFAD Asia Pacific Hani Abdelkader Elsadani, para pakar, perwkailan K/L terkait, Perpadi, Bulog, ID FOOD dan asosiasi pangan, serta bapak dan ibu guru dan wali siswa penerima program Genius.

Bagikan artikel ini melalui
Oke