KOMPAS.com – Kepercayaan lembaga keuangan internasional terhadap kinerja Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) kembali menguat. Hal ini tercermin dari keberhasilan LPEI memperoleh pendanaan melalui pinjaman sindikasi valuta asing senilai 500 juta dollar Amerika Serikat (AS).
Fasilitas tersebut terdiri dari komitmen awal 350 juta dollar AS yang disediakan para Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLAB), disertai opsi greenshoe hingga 150 juta dollar AS. Tingginya minat investor membuat penawaran greenshoe option mengalami oversubscription hingga 225 juta dollar AS atau 150 persen.
Direktur Pelaksana Keuangan, Operasional, dan Teknologi Informasi Indonesia Eximbank Anwar Harsono menyampaikan apresiasi terhadap kepercayaan para mitra perbankan internasional.
Ia menegaskan bahwa pendanaan ini akan memperkuat kapasitas LPEI dalam mendukung pembiayaan ekspor sekaligus menjaga eksposur risiko terhadap fluktuasi nilai tukar.
“Tingkat oversubscription yang mencapai 150 persen mencerminkan kepercayaan tinggi dari lembaga keuangan internasional terhadap peningkatan kinerja keuangan Indonesia Eximbank, serta pengakuan atas konsistensi kami dalam memperbaiki tata kelola dan memperkuat peran strategis mendukung ekspor nasional,” ujar Anwar dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/11/2025).
Baca juga: Cek Tabel Pinjaman KUR BRI 2025 Terbaru: Cicilan Rp 1 Juta–Rp 100 Juta
Perjanjian pinjaman sindikasi tersebut ditandatangani pada 28 Juli 2025, dengan tenor tiga tahun sejak tanggal penarikan dana.
Keberhasilan LPEI tidak terlepas dari kolaborasi dengan mitra perbankan yang bertindak sebagai MLAB, yakni CIMB Bank Berhad Singapore Branch, Maybank Securities Pte. Ltd., National Bank of Kuwait S.A.K.P. Singapore Branch, Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd., dan United Overseas Bank Ltd. (UOB) selaku Facility Agent.
Selain itu, dari sisi kreditur dalam negeri, LPEI kembali memperoleh tambahan pembiayaan dari Bank Maspion sebesar Rp 1,25 triliun, sehingga total fasilitas pinjaman yang diberikan mencapai Rp 2,5 triliun.
Menurut Anwar, langkah ini menunjukkan kepercayaan perbankan nasional terhadap kredibilitas LPEI dalam memperkuat pembiayaan ekspor dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Kepercayaan kreditur internasional maupun domestik turut diperkuat oleh kinerja LPEI yang tetap solid. Hingga September 2025, pembiayaan unit bisnis meningkat 5 persen year to date (ytd) menjadi Rp 31,7 triliun. Volume trade finance mencapai Rp 17,6 triliun, sementara penjaminan tercatat sebesar Rp 4,7 triliun.
Baca juga: Jamkrindo Dorong Literasi Penjaminan bagi Mahasiswa Hukum
Asuransi ekspor juga mencatat kinerja positif dengan nilai Rp 7,1 triliun. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) terjaga di level 37,1 persen. Adapun rasio Non-Performing Financing (NPF) Net turun dari 4,5 persen menjadi 3,5 persen.
LPEI juga mencatat capaian non-keuangan yang signifikan, termasuk peningkatan kualitas 427 Desa Devisa dan kelahiran 318 eksportir baru hingga akhir September 2025.
Selain pembiayaan komersial, LPEI juga menjalankan Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA) untuk mendukung proyek-proyek penting yang sulit secara komersial tetapi strategis bagi kebijakan ekspor nasional.
Pada triwulan III-2025, pembiayaan PKE meningkat 39 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 6,3 triliun. Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi lembaga untuk memperkuat program PKE dan memperluas jangkauan ekspor ke pasar non-tradisional.
Baca juga: Ekspor Otomotif Indonesia Meningkat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Anwar menegaskan komitmen lembaganya untuk menjaga kepercayaan investor melalui penguatan manajemen risiko, peningkatan kualitas aset, dan penerapan tata kelola yang baik.
“Kami akan terus memperkuat pertumbuhan lembaga melalui manajemen risiko yang solid dan model bisnis yang fokus pada mandat pembiayaan ekspor. Pelaksanaan ini tentunya dilakukan dengan mengedepankan tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG) dan prinsip kehati-hatian,” ujarnya.