KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mencatat kinerja positif sepanjang Semester I-2025 seiring dengan fokus lembaga dalam menjalankan mandat mendukung ekspor nasional.
Eximbank dalam siaran persnya kepada Kompas.com, Minggu (31/8/2025) menyatakan, laba bersih Indonesia Eximbank hingga akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp 101 miliar, meningkat 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didukung oleh rasio kecukupan modal (CAR) yang terjaga tinggi di level 37,3 persen. Rasio kredit bermasalah (NPF Net) juga membaik dari 4,5 persen menjadi 4,1 persen, menunjukkan efektivitas strategi perbaikan kualitas aset melalui pengelolaan portofolio loan at risk dan optimalisasi recovery.
Dari sisi kualitas aset produktif, pembiayaan yang dikelola oleh Business Unit tercatat relatif
stabil dengan nilai mencapai Rp 30,1 triliun pada Juni 2025. Di sisi lain, volume penjaminan
tercatat sebesar Rp 7,3 triliun dan volume asuransi ekspor terjaga di level Rp 4,6 triliun.
Volume transaksi trade finance juga mengalami pemulihan positif sebesar Rp10,7 triliun.
“Kinerja Indonesia Eximbank pada Semester I-2025 mencerminkan komitmen kami untuk memperbaiki kualitas aset dan menjaga kesehatan keuangan, dengan tetap fokus dalam menjalankan mandat melalui penugasan khusus ekspor secara berkelanjutan,” ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Sukatmo Padmosukarso.
Baca juga: Produk Ekspor RI Belum Terdampak Tarif Resiprokal AS, Kemenko: September Baru Terasa
Untuk diketahui, Indonesia Eximbank sebagai lembaga keuangan dalam mendukung program ekspor nasional melaksanakan tugas khusus dari Pemerintah melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA).
PKE adalah program yang diberikan oleh pemerintah untuk mendukung transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan. Program ini dianggap penting untuk menunjang kebijakan ekspor nasional dan devisa Indonesia.
Pada Semester I-2025, Program PKE/NIA mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Total
penyaluran pembiayaan PKE mencapai Rp 5,5 triliun atau meningkat sekitar 72 persen year on year (YoY) dari Rp 3,190 triliun pada Juni 2024.
Secara proporsi, fasilitas pembiayaan PKE juga meningkat dari 10 persen menjadi 15 persen dari total portofolio skema fasilitas pembiayaan LPEI.
Hal ini sejalan dengan strategi lembaga untuk meningkatkan diversifikasi dukungan melalui Program PKE, yang mencakup pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk sektor-sektor strategis dan kawasan non-tradisional.
Berbagai Program PKE telah mengakselerasi sektor-sektor industri strategis, salah satunya
adalah PKE Industri Farmasi yang telah mendorong ekspor vaksin, obat-obatan, seperti obat tetes mata, dan peralatan medis seperti jarum suntik hasil produksi Indonesia ke mancanegara.
Terlihat pekerja di salah satu perusahaan sedang memeriksa produk yang akan diekspor. Selain aspek keuangan, Indonesia Eximbank juga mencatat kinerja positif pada pelaksanaan
mandat non-keuangan dalam bentuk layanan jasa konsultasi, seperti Program Desa Devisa
dan Coaching Program for New Exporter (CPNE) sebagai bentuk nyata kontribusi Indonesia
Eximbank terhadap pembangunan ekonomi lokal.
Sepanjang Semester I-2025, Indonesia Eximbank telah mendampingi 192 Desa Devisa baru
dari berbagai komoditas, menjadikan jumlah Desa Devisa binaan Indonesia Eximbank
mencapai 2.037 Desa Devisa sejak 2019.
Program CPNE juga terus mengalami peningkatan dengan sebanyak 647 peserta mengikuti berbagai kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas ekspor dari Indonesia Eximbank.
Indonesia Eximbank juga berhasil mencetak 209 eksportir baru dengan nilai ekspor aktual
mencapai Rp 4,3 miliar dan membantu UKM Indonesia memperluas aktivitas ekspornya
melalui 25 sesi business matching dengan nilai transaksi Rp 1,86 miliar.
Hasil ini menunjukkan efektivitas pendampingan yang berfokus pada pengembangan ekspor yang berkelanjutan dan berdampak bagi perekonomian Indonesia.
Baca juga: Ekspor RI ke Timor Leste: Alas Kasur hingga Suku Cadang Kendaraan
Sukatno mengatakan, upaya tersebut tidak hanya memperluas basis eksportir dan pengembangan desa, tetapi juga mendorong diversifikasi produk ekspor agar lebih kompetitif di pasar global.
"Kami meyakini bahwa pendampingan ini menjadi fondasi kuat dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing produk ekspor, dari tingkat desa hingga nasional.” ujar Sukatmo.
Ke depan, Indonesia Eximbank akan fokus menjalankan peran sebagai lembaga yang mengisi kekosongan pembiayaan ekspor yang tidak dapat dipenuhi oleh institusi lain. Prioritas akan diberikan pada skema PKE, sambil tetap melayani penugasan umum.
Lembaga ini juga akan menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor jangka pendek dan panjang, serta solusi pembiayaan bagi perusahaan Indonesia yang berinvestasi atau menjalankan proyek di luar negeri yang tidak dapat dibiayai oleh perbankan Indonesia.
“Indonesia Eximbank terus menjaga momentum pertumbuhan ekspor nasional, tercermin dari
nilai ekspor Semester I-2025 yang mencapai 135,41 miliar dollar AS, naik 7,70 persen dari tahun sebelumnya," ujar Sukatmo.
Baca juga: Naik, Ekspor Indonesia Maret 2025 Mencapai 23,25 Miliar Dollar AS
Ia mengatakan, sebagai lembaga keuangan khusus, Indonesia Eximbank berkomitmen untuk memperkuat dukungan terhadap pelaku usaha berorientasi ekspor.
"(Hal ini) sejalan dengan tujuan dan misi Asta Cita pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, dan berdaya saing di kancah global,” kata Sukatmo.