Ekspor Produk Limbah Sawit Capai 29,32 Juta Dollar AS, LPEI Minta Produsen Manfaatkan Peluang

Kompas.com - 07/08/2024, 13:21 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Pemilik CV Kahaka Internasional Rianto Aritonang yang merupakan alumni program Coaching Program New Exporters (CPNE) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada 2020 berhasil mengekspor lidi sawit dengan nilai 3,5 juta dollar sejak 2020 hingga Juni 2024.DOK. Humas LPEI Pemilik CV Kahaka Internasional Rianto Aritonang yang merupakan alumni program Coaching Program New Exporters (CPNE) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada 2020 berhasil mengekspor lidi sawit dengan nilai 3,5 juta dollar sejak 2020 hingga Juni 2024.

KOMPAS.com - Sebagai salah satu produsen utama sawit, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor lidi nipah dan lidi sawit ke negara-negara dengan pasar yang berpotensi tinggi. 

Permintaan global terhadap produk lidi nipah dan lidi sawit Indonesia pada 2023 tercatat tumbuh positif. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah tim Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI), nilai ekspor lidi nipah dan lidi sawit Indonesia pada 2023 meningkat 11,44 persen year-on-year (yoy) mencapai 29,32 juta dollar Amerika Serikat (AS) dari 26,31 juta dollar AS pada 2022. 

Sejalan dengan nilai tersebut, volume ekspor juga meningkat 15,97 persen yoy mencapai 70.080 ton dari 60.430 ton pada tahun sebelumnya. 

Peningkatan ekspor limbah sawit tersebut ditopang naiknya permintaan dari dua negara tujuan utama pada 2023, yaitu ekspor ke India naik 1,16 dollar AS juta menjadi 17,04 juta dollar AS pada 2023 dan ke Pakistan naik 1,84 juta dollar AS menjadi ,17 juta dollar AS pada 2023. 

Senior Economist LPEI Donda Sarah Hutabarat mengatakan, dengan melihat realisasi nilai ekspor Semester I-2024, nilai ekspor menunjukkan penurunan hingga akhir 2024, terutama ke India, Jepang, dan China. 

Baca juga: Siapkan Platform Marketplace, LPEI Dukung UKM Binaan BRI Mendunia

“Era suku bunga tinggi melemahkan sektor properti global dan mengurangi permintaan produk furnitur dan home decor, sedangkan konsumen cenderung memilih produk esensial,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (7/8/2024). 

Namun, kata dia, ada peluang ekspor ke negara dengan permintaan meningkat, seperti Pakistan, Filipina, Vietnam, Korea Selatan, dan Iran. 

“Indonesia sebagai salah satu produsen utama diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas produk di pasar nontradisional,” katanya.

Secara historis, produk lidi nipah dan lidi sawit asal Indonesia mencatatkan daya saing yang baik dengan pendekatan Revealed Comparative Advantage (RSCA) pada level 0,79 jika dibandingkan Tiongkok, Belanda, dan Meksiko. 

Namun, Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan Sri Lanka dengan SCA 0,99. 

Baca juga: LPEI: Sumatera Utara Jadi Salah Satu Tulang Punggung Ekspor Nasional

Berdasarkan data ITC Export Potential Map, terdapat potensi ekspor lidi nipah dan lidi sawit Indonesia dengan negara-negara dengan potensi pasar tinggi untuk produk lidi, antara lain AS, Malaysia, Filipina, Inggris, Belanda, Taiwan, dan Prancis. 

Adapun lidi nipah dan lidi sawit berasal dari tulang daun yang menghubungkan daun dengan pelepah. 

Lidi sawit, yang berasal dari pohon kelapa sawit, memiliki tekstur agak keras, ringan, dan lentur pada bagian ujungnya, serta berwarna cokelat muda. 

Standar kualitas lidi nipah dan lidi sawit memiliki tingkat kekeringan 50 persen dengan panjang sapu lidi minimal 90 sentimeter (cm). 

Selain menjadi sapu, lidi dapat diolah menjadi berbagai kerajinan tangan, seperti piring, keranjang, vas, dan kotak tisu. 

Produk turunan lidi nipah dan lidi sawit yang paling banyak diekspor Indonesia adalah sapu dari ranting atau bahan nabati diikat, dengan porsi sebesar 98,24 pesen atau setara 28,80 juta dollar AS. 

Baca juga: Difasilitasi LPEI, CV Maharani Sukses Tembus Pasar Ekspor ke Berbagai Negara

Selama lima tahun terakhir, neraca perdagangan lidi nipah dan lidi sawit Indonesia selalu mencatatkan surplus. Surplus pada 2023 mencapai 29,14 juta dollar AS, atau lebih tinggi jika dibandingkan pada 2022 sebesar 26,27 juta dollar AS. 

Berdasarkan data yang dirilis International Trade Centre (ITC) melalui trademap, pada 2023, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara eksportir utama lidi sipah dan lidi sawit di dunia dengan porsi 12,42 persen terhadap total ekspor dunia, setelah China (20,90 persen). 

Negara eksportir terbesar berikutnya adalah Sri Lanka sebesar 11,95 persen, Belanda sebesar 5,31 persen dan Meksiko sebesar 5,29 persen. 

Perkembangan terkini, nilai ekspor lidi sawit dan lidi nipah periode Januari-Juni 2024 mencapai 10,18 juta dollar AS atau turun 27,59 persen yoy dari 14,06 juta dollar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Hal itu sejalan dengan penurunan di sisi volume, yang hanya mencapai 26.600 ton atau turun 18,91 persen yoy dari 32,8 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan ekspor paling dalam dicatatkan ke India yang turun 51,85 persen, diikuti Jepang 17,82 persen, dan China 34,93 persen. 

Baca juga: Upaya LPEI Tingkatkan Daya Saing UKM Kerajinan di Pasar Global

Di tengah tren penurunan ini, ekspor lidi sawit dan lidi nipah Indonesia pada periode tersebut ke sejumlah negara masih mencatatkan peningkatan, seperti ke Pakistan naik 11,05 persen, ke Filipina naik 20,03 persen, dan ke Vietnam naik 194,59 persen. 

Eksportir lidi nipah dan sawit

Salah satu eksportir lidi nipah dan lidi sawit asal Indonesia adalah Rianto Aritonang yang juga alumni program Coaching Program New Exporters (CPNE) LPEI pada 2020. 

Setelah melalui program pendampingan dari LPEI, Rianto berhasil melakukan ekspor lidi sawit yang berasal dari limbah hingga tujuh negara, yaitu Pakistan, India, Nepal, Vietnam, Singapura, dan Bangladesh dengan rata-rata ekspor 12 hingga 15 kontainer per bulan. 

Pemilik CV Kahaka Internasional itu telah melakukan ekspor sejak 2020 hingga Juni 2024 sebanyak 8.500 metrik ton lidi sawit atau sebanyak 622 kontainer dengan nilai ekspor 3,5 juta dollar AS. 

Untuk memenuhi permintaan ekspor, Rianto memanfaatkan Kredit Modal Kerja Ekspor Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM LPEI. 

Baca juga: Jateng Miliki 2.261 Eksportir, LPEI TIngkatkan Daya Saing dan Perluas Akses ke Pasar Global

Pemerintah memberikan Penugasan Khusus Ekspor (PKE) kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan dan/atau asuransi kepada kegiatan ekspor yang secara komersial sulit untuk dilaksanakan, tetapi dianggap perlu untuk menunjang kebijakan ekspor nasional. 

Rianto mengatakan, satu kontainer itu dapat memuat hingga 25 ton lidi senilai Rp 130-150 juta per kontainer. Lidi-lidi ini akan diolah di negara tujuan menjadi sapu lidi siap pakai. 

“Kami juga ekspor sapu lidi siap pakai ke Singapura dengan harga Rp 10.000-12.000 per buah yang dijual kembali pihak distributor seharga 2 dollar Singapura per buah atau sekitar Rp 20.000-25.000,” katanya. 

Rianto mengatakan, awal mula dia melakukan ekspor lidi sawit adalah ketika melihat teman-temannya yang bekerja sebagai pengepul pinang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. 

Dia yang tumbuh besar di perkebunan kelapa sawit dan bekerja sebelumnya sebagai engineer di industri perkapalan mulai mencari seluk beluk bisnis ekspor. 

Peluang pertama terlihat dari ekspor buah pinang ke negara-negara Asia Selatan. Tidak berhenti di situ, Rianto melakukan eksplorasi peluang ekspor lainnya. 

Baca juga: LPEI Gandeng Asuransi Asei untuk Jamin Pembiayaan Ekspor

"Saya menyadari bahwa di Sumatera memiliki banyak perkebunan kelapa sawit, dan pelepah sawit selalu terbuang setiap panen dua minggu sekali,” ujarnya. 

Rianto juga berbicara dengan pembeli dan meyakinkan mereka untuk mencoba lidi sawit. Pada November 2020, kami berhasil ekspor perdana ke India dan ternyata mereka suka. 

Secara kekuatan, lidi sawit tidak jauh berbeda namun biayanya 20 persen lebih murah dibandingkan lidi dari pohon kelapa yang juga terbatas produksinya. 

“Sementara itu, lidi dari limbah sawit selalu tersedia karena panen dilakukan dua minggu sekali sehingga ada jaminan pasokan bahan baku dan lebih ramah lingkungan," katanya. 

Ekspor lidi dari limbah sawit tidak hanya berkontribusi pada pengurangan limbah, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani sawit mitra CV Kahaka Internasional. 

Untuk memenuhi bahan baku lidi sawit yang berasal dari limbah, CV Kahaka Internasional bermitra dengan lebih dari 300 petani sawit yang tersebar di 15 lokasi di Pulau Sumatera dan Jawa, seperti di Siantang, Dumai, Lampung, dan Pemalang. 

Baca juga: Kian Digemari hingga Jadi Tren, LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia agar Mendunia

“Kalau melihat dulu, petani hanya mengambil brondolan sawit. Sekarang mereka juga mengambil pelepah untuk diambil lidinya,” ujarnya. 

Rianto mengatakan, dalam sehari petani dapat membawa 15-20 kilogram (kg) pelepah sawit untuk diambil lidinya sehingga mendapatkan pendapatan tambahan sekitar Rp 60.000-80.000 per hari.

Rianto berencana untuk memperluas pasar ekspor lidi sawit ke negara-negara Eropa dan Australia yang memprioritaskan produk ramah lingkungan. 

Saat ini, CV Kahaka Internasional dengan dibantu LPEI dan lembaga pemerintah lainnya sedang memperkuat hubungan dengan buyer Eropa dan Australia untuk penetrasi pasar ekspor ke negara-negara baru. 

“Kami juga sudah memulai ekspor abu limbah janjang sawit atau tankos ke Taiwan hingga dua kontainer setiap bulannya. Abu tankos mengandung kalium hingga 40 persen dan dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah,” katanya. 

Bagi orang yang tertarik memulai berbisnis ekspor, Rianto menegaskan, usahanya tidak mudah, tetapi tidak sesulit yang dibayangkan. 

Baca juga: Luncurkan Platform Digital, LPEI Mudahkan UKM Lakukan Ekspor

“Bergabung dengan komunitas ekspor dan mengikuti program CPNE LPEI merupakan langkah awal untuk belajar. Mulai petakan komoditas apa yang memiliki nilai ekspor dan just do it. Pada akhirnya nanti akan naik kelas menjadi eksportir,” terangnya. 

Terkini Lainnya
LPEI Terima Kunjungan Ghana Export-Import Bank, Buka Peluang Kerja Sama Perdagangan dan Ekspor
LPEI Terima Kunjungan Ghana Export-Import Bank, Buka Peluang Kerja Sama Perdagangan dan Ekspor
Ekspor Berkelanjutan
Kemenkeu dan LPEI Dukung Peningkatan Ekspor di Papua lewat Program Pelatihan
Kemenkeu dan LPEI Dukung Peningkatan Ekspor di Papua lewat Program Pelatihan
Ekspor Berkelanjutan
Pasar Ekspor Makin Luas, Mitra Binaan LPEI Bukukan Potensi Transaksi Rp 5 Miliar di TEI 2024
Pasar Ekspor Makin Luas, Mitra Binaan LPEI Bukukan Potensi Transaksi Rp 5 Miliar di TEI 2024
Ekspor Berkelanjutan
Tingkatkan Akses Global, LPEI Bawa Pelaku Usaha Ekspor Berkelanjutan di TEI 2024
Tingkatkan Akses Global, LPEI Bawa Pelaku Usaha Ekspor Berkelanjutan di TEI 2024
Ekspor Berkelanjutan
Sagu, Tenun, dan Kopi Jadi Penggerak Ekspor Indonesia, LPEI Perkuat Capaian lewat Desa Devisa
Sagu, Tenun, dan Kopi Jadi Penggerak Ekspor Indonesia, LPEI Perkuat Capaian lewat Desa Devisa
Ekspor Berkelanjutan
Minyak Sawit hingga Otomotif, Komoditas Indonesia Banjiri Pasar Afrika
Minyak Sawit hingga Otomotif, Komoditas Indonesia Banjiri Pasar Afrika
Ekspor Berkelanjutan
LPEI Optimis Ekspor Jakarta Tumbuh Pesat, Produk Manufaktur Jadi Andalan
LPEI Optimis Ekspor Jakarta Tumbuh Pesat, Produk Manufaktur Jadi Andalan
Ekspor Berkelanjutan
Ekspor Produk Limbah Sawit Capai 29,32 Juta Dollar AS, LPEI Minta Produsen Manfaatkan Peluang
Ekspor Produk Limbah Sawit Capai 29,32 Juta Dollar AS, LPEI Minta Produsen Manfaatkan Peluang
Ekspor Berkelanjutan
Tingkatkan Potensi Ekspor Sumut, LPEI Gelar Forum Pertemuan dengan Para Eksportir Unggulan
Tingkatkan Potensi Ekspor Sumut, LPEI Gelar Forum Pertemuan dengan Para Eksportir Unggulan
Ekspor Berkelanjutan
Lewat Platform Marketplace, LPEI Siap Dukung UKM Binaan BRI Tembus Pasar Ekspor
Lewat Platform Marketplace, LPEI Siap Dukung UKM Binaan BRI Tembus Pasar Ekspor
Ekspor Berkelanjutan
Upaya LPEI Tingkatkan Daya Saing UKM Kerajinan di Pasar Global
Upaya LPEI Tingkatkan Daya Saing UKM Kerajinan di Pasar Global
Ekspor Berkelanjutan
Jateng Miliki 2.261 Eksportir, LPEI TIngkatkan Daya Saing dan Perluas Akses ke Pasar Global
Jateng Miliki 2.261 Eksportir, LPEI TIngkatkan Daya Saing dan Perluas Akses ke Pasar Global
Ekspor Berkelanjutan
LPEI dan ASEI Perkuat Kerja Sama untuk Tingkatkan Daya Saing Ekspor UKM
LPEI dan ASEI Perkuat Kerja Sama untuk Tingkatkan Daya Saing Ekspor UKM
Ekspor Berkelanjutan
Kian Digemari hingga Jadi Tren, LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia agar Mendunia
Kian Digemari hingga Jadi Tren, LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia agar Mendunia
Ekspor Berkelanjutan
Dukung Kinerja Ekspor Jatim, LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir 
Dukung Kinerja Ekspor Jatim, LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir 
Ekspor Berkelanjutan
Bagikan artikel ini melalui
Oke