KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI) atau Indonesia Eximbank terus berusaha meningkatkan kapasitas usaha kecil menengah (UKM) Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global.
Salah satu upaya itu dilakukan melalui program pelatihan ekspor, yaitu Coaching Program for New Exporter (CPNE).
Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI Maqin U Norhadi mengatakan, LPEI mendukung UKM berorientasi ekspor untuk mengembangkan usahanya melalui program jasa konsultasi, pembiayaan, penjaminan, dan asuransi.
“Program jasa konsultasi menyediakan pelatihan, pendampingan, dan business matching untuk mendukung pelaku usaha berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan kualitas produknya dan dapat bersaing di pasar global," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (16/7/2024).
Dia menegaskan, LPEI berkomitmen kuat untuk membantu produk lokal Indonesia menembus pasar internasional.
Baca juga: Jateng Miliki 2.261 Eksportir, LPEI TIngkatkan Daya Saing dan Perluas Akses ke Pasar Global
LPEI terus berupaya untuk menyediakan serangkaian pendampingan dan pelatihan yang dirancang khusus untuk mendukung para pelaku usaha di Indonesia.
Melalui berbagai program, seperti CPNE, Desa Devisa, dan business matching, LPEI tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membekali para pelaku usaha dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global.
Maqin menjelaskan, inisiatif itu untuk memperkuat daya saing produk-produk Indonesia di kancah internasional sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
LPEI berkomitmen untuk terus mendukung inovasi dan pengembangan kapasitas para pelaku usaha Indonesia agar mampu beradaptasi dan berkembang di pasar global yang semakin kompetitif.
"Dengan dukungan ini, LPEI berharap dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha berorientasi ekspor untuk mengambil langkah berani mendunia," katanya.
Baca juga: LPEI Perkuat Peran Eksportir Jawa Tengah lewat LPEI Export Forum 2024
Saat ini, LPEI tengah menyiapkan sebuah marketplace yang dirancang khusus sebagai sarana edukasi ekspor, layanan informasi, inkubasi, peningkatan kapasitas, dan tempat bertemunya seller dan buyer (business matching).
Marketplace itu dirancang untuk menjadi ekosistem terpadu yang memfasilitasi berbagai aspek ekspor, dari pengembangan produk hingga pemasaran dan sertifikasi.
Marketplace dari LPEI tersebut akan membantu UKM meningkatkan kinerja ekspor dengan memanfaatkan informasi berbasis riset data dan teknologi digital dalam pengambilan keputusan mereka di bidang ekspor.
Dengan adanya akses ke data yang akurat dan analisis pasar mendalam, UKM diharapkan dapat merumuskan strategi ekspor yang lebih efektif dan efisien.
Kemudahan dan ketersediaan pelayanan yang lengkap pada marketplace itu diharapkan dapat mendorong pelaku usaha berorientasi ekspor untuk berani mendunia.
Baca juga: LPEI dan ASEI Perkuat Kerja Sama untuk Tingkatkan Daya Saing Ekspor UKM
Salah satu dukungan itu ditujukan pada industri handicraft dan home décor dari kayu dan batu alam Indonesia yang terus menunjukkan potensi cemerlang di tengah tantangan ekonomi dan geopolitik global.
Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekspor handicraft dan home décor yang mengesankan pada kuartal-I 2024.
Data Biro Pusat Statistik (BPS) yang diolah tim Economist LPEI menunjukkan, kenaikan nilai ekspor produk tersebut yang mencapai 35,76 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau naik 8,15 persen year on year (yoy) sepanjang Januari-Maret 2024.
Dari tren tersebut, terlihat adanya peningkatan ekspor yang didorong faktor kenaikan harga.
Peningkatan kumulatif nilai ekspor itu didorong meningkatnya ekspor ke beberapa pasar utama, termasuk Jepang yang naik 6,55 juta dollar AS, Korea Selatan naik 1,62 juta dollar AS yoy, Jerman naik 1,15 juta dollar AS yoy, Belanda naik 670.320 dollar AS yoy, dan Papua Nugini naik 522.090 dollar AS yoy.
Salah satu badan usaha mitra binaan LPEI adalah CV Maharani yang menekuni kerajinan handicraft dan home decor dari kayu serta batu alam dari Pulau Bali.
Baca juga: Kian Digemari hingga Jadi Tren, LPEI Dorong Ekspor Produk Organik Indonesia agar Mendunia
CV Maharani telah menjadi mitra binaan LPEI sejak 2021 dan telah berhasil mengekspor ke mancanegara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, dan Rusia.
LPEI melakukan pendampingan dengan tujuan meningkatkan nilai dan kualitas produk ekspor serta menjadi bagian ekosistem pelaku usaha untuk berani mendunia.
Selain itu, business matching yang dijalankan LPEI juga berhasil mengantarkan Maharani Craft menembus pasar ekspor Kanada untuk pertama kalinya pada April 2024.
Upaya itu dilaksanakan LPEI dengan berkolaborasi dengan Atase Perdagangan (Atdag) Ottawa, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver, dan diaspora Indonesia.
Pemilik CV Maharani Irene Setiawati mengatakan, pendampingan yang diberikan LPEI sangat membantu usahanya untuk dapat membuka pasar ekspor lebih luas.
Baca juga: Dukung Kinerja Ekspor Jatim, LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir
“Berbagai layanan dan fasilitas dari LPEI diberikan kepada pelaku UKM berorientasi ekspor seperti kami sehingga mampu melakukan ekspor,” katanya.
Adapun CV Maharani telah menjadi perusahaan produsen dan eksportir aksesoris, perhiasan perak dengan desain etnik dan kontemporer.
Kini, CV Maharani merambah ke industri handicraft dan home décor dengan membawa kreativitas dan teknik yang khas dari Bali.
Maharani bekerja sama dengan kurang lebih 53 pengrajin dari daerah Gianyar Bali.
Maharani Craft turut hadir dalam pameran Road to G20 di Bali pada 2022 dengan menawarkan keunikan yang premium untuk kerajinan yang berfungsi sebagai hiasan untuk rumah (home decor).
Pada 2023, Indonesia paling banyak mengekspor jenis handicraft atau home décor berupa tatakan dan peralatan makan dari kayu sebanyak 49,30 sebanyak persen; diikuti perangkat makan dan dapur dari kayu sebanyak 21,58 persen; dan perangkat dapur/meja dari logam dasar sebanyak 16,63 persen.
Baca juga: LPEI Bawa Rempah Indonesia Kembali Mendunia melalui Program Desa Devisa
Hal ini itu menunjukkan keahlian dan kapabilitas Indonesia dalam pengolahan kayu serta keragaman produk utama dalam ekspor, mulai dari barang-barang kecil, seperti tatakan makan hingga perangkat yang lebih besar dan kompleks.