KOMPAS.com - Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan nilai ekspor Jawa Timur ( Jatim) menempatkan provinsi ini dalam posisi strategis bagi perekonomian nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pertumbuhan ekonomi Jatim yang meyakinkan sebesar 4,81 persen year on year (yoy) pada Triwulan I-2024.
Chief of Region Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI) Anton Herdianto mengatakan, Jatim saat ini memiliki lebih dari 2.500 eksportir yang memasarkan produknya di 200 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Jepang, Swiss, Singapura, dan China.
“Angka kontribusi ini tentu hasil kolaborasi solid antara kementerian, lembaga, pelaku usaha, serta seluruh elemen ekosistem ekspor Jawa Timur,” katanya lewat siaran pers, Senin (10/6/2024).
Dia mengatakan itu forum LPEI Export Forum 2024 dengan tema “Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan Jatim” di Surabaya pada Selasa (5/6/2024).
Baca juga: Luncurkan Platform Digital, LPEI Mudahkan UKM Lakukan Ekspor
LPEI menyelenggarakan pertemuan eksportir Jatim itu untuk menanggapi nilai strategis Jatim dalam perekonomian nasional.
Acara itu digelar LPEI bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bea Cukai Jatim, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim.
Anton Herdianto menyatakan, LPEI hadir untuk memberikan dukungan kepada eksportir dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi.
“Upaya kami adalah secara proaktif menjemput bola untuk memberikan solusi yang tepat dan memenuhi harapan para eksportir,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, para peserta dibekali dengan berbagai edukasi dan informasi mengenai fasilitas dan dukungan dari LPEI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
Baca juga: LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional
Dukungan dan fasilitas itu mencakup program pelatihan dan pengembangan kapasitas, tren dan peluang perluasan akses pasar, serta akses fasilitas pembiayaan untuk membantu para eksportir meningkatkan kapasitas bisnisnya.
Untuk diketahui, Jatim berkontribusi sebesar 14,46 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan memberikan sumbangsih sebesar 25,07 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Jawa.
Nilai ekspor Jatim pada Maret 2024 mengalami peningkatan sebesar 39,10 persen jika dibandingkan pada Februari 2024 dengan total nilai mencapai 2,51 miliar dollar AS.
Market Intelligence and Leads Management Chief Specialist LPEI Rini Satriani menambahkan, pertumbuhan ekspor Jatim diperkirakan tetap stabil hingga 2025 mendatang.
Menurutnya, melemahnya ekspor ke negara-negara tradisional, seperti AS, Jepang, dan China, terkompensasi oleh kenaikan ekspor ke Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Baca juga: LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
Rini mengatakan, beberapa negara dengan tren ekonomi yang baik membutuhkan produk-produk ekspor dari Jatim yang sebelumnya mereka beli dari negara lain.
“Peningkatan akses pasar menjadi kunci, dan business matching dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan transaksi ekspor dari Jatim,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Iwan menjelaskan, Jatim memiliki potensi luar biasa di berbagai sektor, terutama pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Selama ini, pasar ekspor Jatim utama adalah China, AS, dan Jepang, tetapi masih banyak peluang ekspor di negara-negara lain.
Untuk itu, diperlukan sinergi bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan mitra strategis ekspor lainnya untuk menjadikan Jatim sebagai pusat ekspor komoditas unggulan di mancanegara.
Baca juga: Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika
Iwan mengatakan, peningkatan ekspor merupakan kunci untuk mendorong perekonomian. Jatim adalah provinsi kedua dengan nilai ekspor terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat.
“Ekspor komoditas unggulan membantu pelaku usaha untuk tumbuh, meningkatkan pendapatan daerah, menghasilkan devisa bagi negara, serta memperkuat posisi Jatim sebagai salah satu pilar ekonomi nasional,” jelasnya.
Adapun LPEI Export Forum mendiskusikan berbagai isu terkait ekspor, dengan fokus pada perkembangan dan prospek ekspor Jatim.
Forum itu juga memaparkan program pemerintah dan produk LPEI untuk mendukung para eksportir, termasuk program Penugasan Khusus Ekspor (PKE), seperti PKE Trade Finance, PKE Kawasan, serta PKE Farmasi dan Alat Kesehatan.
Sebanyak 18 perusahaan dari berbagai sektor, seperti industri pengolahan kayu, pengolahan perikanan, industri makanan, pengolahan minyak kelapa, dan industri kopi, hadir sebagai tamu undangan dalam acara tersebut.
Baca juga: Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi
Format forum itu memberikan nilai tambah bagi eksportir melalui pemaparan, yang dilanjutkan dengan sesi 1-on-1 antara eksportir dan LPEI untuk mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama.