KOMPAS.com- Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Ketenagakerjaan menjalankan berbagai upaya promotif dan preventif guna menekan angka kecelakaan kerja di Indonesia.
Salah satu kegiatan yang dijalankan adalah "Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan" yang digelar di Usman Harun Sport Center, Jakarta dan 10 wilayah lainnya di Indonesia.
Kegiatan tersebut diresmikan oleh Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Roswita Nilakurnia serta Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasnaker dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Haiyani Rumondang.
"Apresiasi yang sebesar-besarnya untuk program Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan. Kegiatan ini dijalankan guna mendukung produktivitas para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya," kata Haiyani dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (9/10/2023).
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Gelar Lomba Fotografi Jurnalistik, Total Hadiah Capai Rp 105 Juta
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 10 Tahun 2016, perusahaan wajib melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja melalui kerja sama promotif dan preventif bersama BPJS Ketenagakerjaan.
"BPJS Ketenagakerjaan turut andil dalam membantu, mendukung, dan mendorong perusahaan untuk melaksanakan K3 secara berkelanjutan," ujar Roswita.
Sebagai informasi, di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam menggelar safety riding dan safety driving bersertifikat untuk 330 pekerja yang terdaftar BPJS Ketenagakerjaan.
Selain itu, kegiatan promotif dan preventif juga diberikan dalam berbagai bentuk, seperti multivitamin untuk pekerja wanita, alat pelindung diri (APD) untuk pekerja perkebunan, pelatihan K3 bersertifikat, dan penyesuaian lingkungan kerja yang ramah disabilitas.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Raih 6 Penghargaan Bergengsi The Best Contact Center Indonesia 2023
Kegiatan promotif dan preventif ditetapkan di seluruh wilayah BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan tingkat kecelakaan kerja di berbagai sektor usaha.
Roswita menjelaskan, rata-rata kasus kecelakaan kerja di tempat kerja mencapai 56 persen, kecelakaan kerja lalu lintas mencapai 33 persen, dan kecelakaan kerja di luar tempat kerja sebesar 9 persen.
Adapun kecelakaan lalu lintas dengan tingkat severity atau keparahan tinggi dengan korban meninggal mencapai 6-9 persen.
Sementara itu, kecelakaan kerja tinggi pada 2023 berasal dari sektor perkebunan. Pasalnya, perlindungan pekerja di sektor ini dinilai belum optimal, yakni hanya 20 persen dari total tenaga kerja yang ada.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JHT dan JP kepada Ahli Waris CEO Handry Satriago
Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Kemenaker dan International Labour Organization (ILO) memberikan pendampingan dan mengukur rincian dampak intervensi program promotif dan preventif, khususnya di sektor perkebunan.
"Kecelakaan pekerja yang terus meningkat dapat menimbulkan kerugian bagi banyak pihak, terutama korban dan keluarganya. Perusahaan juga akan mengalami kerugian akibat produktivitas pekerja yang menurun. Oleh karena itu, diperlukan kontribusi dari seluruh pihak, termasuk pemerintah dalam mendukung kegiatan promotif dan preventif ini," ucap Roswita.
Untuk diketahui, program Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan telah berjalan sejak 2019. Pada 2022, BPJS Ketenagakerjaan menyerahkan 31.977 bantuan melalui 11 kantor wilayah, berupa pemberian bahan pangan bergizi, pelatihan K3 umum, pelatihan kader norma ketenagakerjaan (KNK), dan penyediaan APB jasa konstruksi atau perkebunan.
"Harapannya, BPJS Ketenagakerjaan dapat terus mengevaluasi dan memperbaiki kegiatan ini sehingga ke depannya program ini dapat lebih berkualitas dan bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan seluruh pekerja di Indonesia," jelas Roswita.