KOMPAS.com - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga/ BKKBN), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, memastikan pelaksanaan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) berjalan sesuai sasaran.
Hal tersebut disampaikan Ratu Ayu saat meninjau pelaksanaan program Genting di Desa Sanggar Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Lampung Tengah, Jumat (20/12/2024).
“Kami tidak ingin program ini hanya menjadi seremoni semata. Evaluasi dan pemantauan harus terus dilakukan untuk memastikan semua berjalan sesuai yang diinginkan,” ujar Isyana dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/12/2024).
Untuk diketahui, program Genting yang diluncurkan awal Desember oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, bertujuan menekan angka stunting dengan melibatkan para orang tua asuh.
Baca juga: Lewat “Oke Gas Magis Karimata”, BKKBN Kalbar Cegah Stunting di Kepulauan Karimata
Langkah tersebut diharapkan dapat mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai Generasi Emas 2045.
Adapun program Genting dikembangkan dengan menggunakan data berbasis “by name by address” yang diperbarui setiap tahun oleh
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.
Data tersebut memungkinkan bantuan lebih tepat sasaran, sehingga masyarakat yang ingin menjadi orang tua asuh dapat berkontribusi secara efektif.
Selain mendukung upaya pencegahan stunting, lanjut Isyana, program tersebut sejalan dengan Asta Cita Ke-4 Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, yakni membangun SDM unggul.
Baca juga: Pengukuhan Duta Orangtua Hebat Nasional, Upaya BKKBN Dorong Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
“Pencegahan stunting adalah bagian penting dari perjalanan Indonesia menuju Generasi Emas 2045,” kata Isyana
Dalam kunjungan kali ini, Isyana menemui tiga keluarga risiko stunting (KRS), termasuk balita dengan berat dan tinggi badan di bawah standar. Ia juga menemui dua ibu hamil dengan lingkar lengan atas (lila) dan kadar hemoglobin (Hb) rendah.
Isyana menilai, intervensi selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan hal krusial.
“1.000 HPK merupakan periode yang sangat penting dalam kehidupan anak, mulai dari dalam kandungan hingga usia dua tahun. Itu sebabnya pencegahan stunting sangat krusial dilakukan dalam periode ini,” imbuh Isyana.