KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) Dokter Hasto mengatakan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Papua Tengah perlu dilakukan. Salah satu caranya dengan menurunkan prevalensi stunting yang merupakan bagian dari kemiskinan ekstrem.
“Supaya anak tidak stunting, selain dipelihara sebaik-baiknya, diberikan juga ASI eksklusif selama enam bulan. Air susu ibu (ASI) diberikan sesering mungkin kepada bayi yang baru lahir,” ujarnya.
Hal tersebut dikatakan Dokter Hasto saat menghadiri acara Sosialisasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Kampung Keluarga Berencana (KB) Wiraska, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Kamis (4/4/2024).
Oleh karena itu, dokter Hasto mengajak lintas sektor untuk memasifkan intervensi percepatan penurunan stunting di kabupaten tersebut.
Baca juga: Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
Dia juga mengapresiasi komitmen Pemprov Papua Tengah dalam meningkatkan kualitas pelayanan KB dan SDM, serta kembali berharap kerja sama lintas sektor terus dilakukan.
Hadir pula dalam acara Sosialisasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di wilayah khusus itu adalah Inspektur Provinsi Papua Tengah, Drs Samuel Rihi mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah.
Dalam sambutannya, Samuel menyampaikan, dalam pelaksanaan program pengendalian penduduk dan KB, tantangan yang dihadapi wilayahnya adalah tingginya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi atau unmet need sebesar 48,8 persen.
"Ini merupakan isu strategis yang perlu diperhatikan. Kondisi ini berkorelasi dengan tingginya angka kelahiran rata-rata oleh ibu-ibu di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Deiyai (3,34 persen) dan Dogiyai (3,28 persen)," ujarnya dalam siaran pers.
Samuel mengatakan, pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya untuk merespons kondisi tersebut. Salah satu yang akan dilakukan adalah meningkatkan akses layanan KB sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan tersebut.
Baca juga: Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan
Upaya lainnya adalah peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan yang berada di Papua Tengah serta menggalakkan promosi kesehatan.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Nabire Ismail Djamaluddin mengapresiasi kunjungan Dokter Hasto dan rombongan di Kabupaten Nabire.
Dia mengatakan, kehadiran rombongan jajaran BKKBN merupakan wujud nyata dan perhatian pemerintah pusat terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Nabire.
“Terutama dalam menghadapi tantangan stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua,” ujar Ismail.
Selain menghadiri kegiatan sosialisasi, Dokter Hasto juga menghadiri kegiatan pemberian bantuan bagi 50 keluarga risiko stunting dan pelayanan KB bagi 83 akseptor implan dan satu akseptor intra-uterine device (IUD).
Baca juga: Makan Siang Gratis Rp 15.000 untuk Cegah Stunting, BKKBN: Untuk Suplemen dan Menu Utama Ibu Hamil
Rangkaian kegiatan dokter Hasto dilanjutkan dengan deklarasi Kampung KB Wiraska, peresmian Satyagatra (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) Wiraska, dan kunjungan ke pameran hasil usaha kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
Sosialisasi tersebut juga dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan jajaran, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) KB Kabupaten Nabire beserta jajaran, Kepala Kampung Wiraska beserta jajaran, dan aparat keamanan kampung.