KOMPAS.com – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove ( BRGM) menggelar forum group discussion (FGD) guna menyusun panduan proyek ekosistem gambut bertema “Gaya Hidup Berkelanjutan” untuk fase E dan F di Luminor Hotel, Jambi, pada 14-15 April 2023.
Acara tersebut digelar bersama tim Penyusun Panduan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan itu merupakan tindak lanjut FGD Pengarusutamaan Kurikulum Pendidikan Lingkungan (Gambut) yang disepakati akan menjadi materi Muatan Lokal pada tingkat pendidikan sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK).
Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM Suwignya mengatakan, edukasi yang diberikan merupakan kegiatan pendukung dalam restorasi gambut yang sangat penting.
“Edukasi dilakukan untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, serta militansi bagi generasi penerus bangsa untuk melindungi gambut,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
Baca juga: Ketua BRGM Berharap Program Rehabilitasi Bisa Pulihkan Fungsi Ekologis dan Ekonomi Mangrove
Melalui program edukasi dan sosialisasi, kata Suwigya, BRGM mendukung pelestarian ekosistem gambut di Jambi dengan menyusun panduan proyek P5.
Panduan tersebut bertujuan meningkatkan kepekaan dan kepedulian siswa dalam melestarikan ekosistem gambut di sekitarnya.
Suwigya berharap, generasi muda akan berperan aktif melakukan upaya-upaya restorasi gambut.
Dengan begitu, keaktifan para siswa SMA/SMK dapat menekan kejadian kebencanaan yang terjadi yang berasal dari risiko terbakarnya lahan gambut serta menjadikan mereka mengenal lebih dekat ekosistem gambut di Provinsi Jambi.
“Ke depannya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi melalui Dinas Pendidikan akan menerapkan panduan P5 yang telah disusun menjadi kebijakan edukasi perlindungan gambut dalam pembelajaran siswa SMA dan SMK,” ungkapnya.
Baca juga: BRGM Bantu Masyarakat Desa Talio Hulu, Kalteng Budidayakan Jeruk di Lahan Gambut
Untuk diketahui, rapat kerja tim pengembang dengan hasil yang telah disepakati menyebutkan, integrasi edukasi lingkungan gambut ke dalam kurikulum pendidikan tingkat menengah di Provinsi Jambi yang dipilih adalah berbasis proyek.
Ahli gambut dari Universitas Jambi Asmadi Saad menambahkan, ekosistem gambut di Jambi dapat dijadikan sebagai laboratorium alam bagi siswa SMA/SMK untuk meneliti terkait berbagai potensi yang ada.
Sementara itu, Sekretaris Kepala Dinas Kehutanan Jambi Yazel Fatra mengatakan, dampak kerusakan ekosistem gambut sangat merugikan berbagai sektor.
Kerusakan itu berakibat pada sektor ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, hubungan internasional, serta kesuburan tanaman (pertanian) sehingga menyebabkan kesulitan pemenuhan kebutuhan dasar.
Baca juga: BRGM Klaim Rehabilitasi PEN Mangrove Mampu Tingkatkan Penghasilan Masyarakat
“Itulah dasar dilakukannya pemulihan gambut dengan 3R, yaitu rewetting, revegetation, dan revitalization,” ujarnya, Sabtu (15/4/2023).
Yazel berharap, kegiatan yang dilakukan BRGM bersama Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) terkait ekosistem gambut, perlindungan, serta pemanfaatan secara bijaksana dapat dimasukkan ke dalam kurikulum SMA/SMK dan dapat tersampaikan kepada siswa.
Dia berharap, lewat program tersebut, murid SMA/SMK akan makin sadar terkait pentingnya menjaga gambut sejak dini.
Adapun peserta yang mengikuti FGD adalah tim penyusun P5 yang terdiri dari guru sekolah SMA/SMK perwakilan dari tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat.
Kemudian, ada pula pengawas sekolah SMA/SMK, Dinas Pendidikan Jambi, Dinas Kehutanan Jambi, dan Universitas Negeri Jambi.
Baca juga: Lewat 3R, BRGM Berkomitmen Wujudkan Target Pengurangan GRK Indonesia
Sebagai informasi, Jambi termasuk salah satu dari tujuh provinsi target restorasi gambut BRGM. Gambut di Jambi tersebar di lima kabupaten. Tiga kabupaten dengan gambut terluas, yaitu Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat.