KOMPAS.com - Sejalan dengan semangat kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove ( BRGM) optimistis pemulihan ekosistem gambut dan mangrove berjalan optimal.
Seperti diketahui, kegiatan restorasi gambut dan mangrove bukanlah hal yang mudah, terutama untuk mencapai target Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Target tersebut bertujuan mencapai upaya penurunan gas rumah kaca (GRK) dalam mengendalikan perubahan iklim.
Keberlanjutan restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove sangat penting untuk dilanjutkan.
Sebab, gambut dan mangrove memiliki kemampuan dalam menyerap cadangan karbon yang sangat tinggi sehingga membantu pemerintah dalam menurunkan emisi GRK.
Deputi Konstruksi, Operasi, dan Pemeliharaan BRGM Tris Raditian mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan bersama.
Baca juga: BRGM: Restorasi Permanen Jadi Solusi Pemulihan Ekosistem Gambut Berkelanjutan
“Kita perlu menjaga kelestarian lingkungan dan mengembangkan ekonomi hijau,” ungkapnya saat menjadi inspektur upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia (RI), Sabtu (17/8/2024).
Tris pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkeadilan.
Sebagai informasi, BRGM merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk presiden sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 120 Tahun 2020 sebagai perpanjangan Perpres Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut.
Kini, BRGM bertugas dalam melaksanakan restorasi gambut seluas 1,2 juta hektare (ha) dan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600.000 ha hingga 2024.
Sepanjang 2017 - 2023, BRGM telah melaksanakan restorasi gambut seluas lebih dari 1,66 juta ha di tujuh provinsi prioritas, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Baca juga: BRGM Ajak Masyarakat Perkuat Rehabilitasi Mangrove
Kegiatan percepatan rehabilitasi mangrove sampai saat ini masih giat dijalankan dengan luas rehabilitasi mangrove mencapai 45.142 ha.
Di sisi lain, perayaan HUT ke-79 RI menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Perayaan tahun ini mengusung tema "Nusantara Baru, Indonesia Maju" yang bertujuan membangkitkan semangat juang bangsa dan menatap masa depan dengan optimisme.
Peringatan kemerdekaan ini menjadi momen penting untuk memperkuat pondasi negara dan komitmen kebangsaan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta menghormati jasa para pahlawan.
Di era digital yang penuh tantangan, nilai-nilai Pancasila semakin krusial untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila perlu terus diadaptasi agar tetap relevan sebagai pedoman dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, termasuk dalam menghadapi derasnya arus informasi dan teknologi.
Baca juga: Peringati Hari Lahan Basah, BRGM dan Kementerian LHK Tanam Pohon Serentak di 13 Provinsi
Untuk menghadapi tantangan global dan era Revolusi Industri 4.0, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci.
Investasi di bidang pendidikan, riset, dan inovasi sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menjadi generasi yang unggul dan kompetitif.
“Kami yakini dengan persatuan dan kerja sama, keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas pada 2045,” ucap Tris.