KOMPAS.com - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove ( BRGM) optimistis pelaksanaan rehabilitasi mangrove dilaksanakan secara berkelanjutan.
Salah satunya dengan menjalankan program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) yang menjadi upaya BRGM untuk mempercepat rehabilitasi mangrove melalui dukungan pembiayaan Bank Dunia.
Program tersebut dicanangkan pada 2022, tetapi mulai berjalan pada Maret 2024.
Program M4CR memiliki target 75.000 hektar (ha) hingga 2027 di empat provinsi prioritas, yaitu Riau, Sumatera Utara (Sumut), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Utara (Kalut).
Sumut merupakan salah satu wilayah prioritas BRGM dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2023, luas ekosistem mangrove di Sumut seluas 85.223 ha dengan total total mangrove eksisting seluas 59.765 ha, dan potensi mangrove seluas 25.458 ha.
Baca juga: Kenalkan Anak Muda Rehabilitasi Mangrove, BRGM gelar Youth Mangrove Action
Provincial Project Implementation Unit (PPIU) M4CR BRGM Sumut, Aditya Wahyu Putra mengatakan, program M4CR bertujuan mempercepat rehabilitasi mangrove BRGM hingga 2027.
Di Sumut, target rehabilitasi mangrove menggunakan program M4CR seluas 6.078 hektar.
“M4CR ini baru berjalan di bulan Maret 2024 dan menargetkan pelaksanaan edukasi dan sosialisasi berupa sekolah lapang, pelatihan ekonomi, dan hibah usaha masyarakat di 93 desa,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (18/12/2024).
Beberapa kegiatan dilakukan, di antaranya sosialisasi dan penetapan titik lokasi indikatif calon lokasi M4CR, identifikasi dan inventarisasi, penyusunan rancangan kegiatan, sosialisasi tingkat tapak, PADIATAPA, penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS), dan matching grant.
Pelaksanaan sosialisasi dan prakondisi juga telah dilaksanakan di delapan kabupaten, yaitu Langkat, Asahan, Labura, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Medan, Batubara, dan Labuhan Batu.
Baca juga: Sinergi Antarsektor, BRGM Gelar Sosialisasi Perencanaan dan Perlindungan Mangrove di Deli Serdang
Penyusunan rencana kegiatan juga dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, berupa penanaman, perbaikan hidrologis, pemetaan lokasi kegiatan, serta penyusunan dokumen.
Hasilnya, pada 2024, rancangan kegiatan disusun di lima kabupaten, yaitu Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, dan Labuhanbatu Utara di 29 Desa dan 14 kecamatan.
Adapun rancangan kegiatan rehabilitasi mangrove di dalam kawasan seluas 947 ha dan luar kawasan hutan seluas 187 ha.
Saat ini, BRGM melaksanakan rehabilitasi mangrove melalui program M4CR di Sumut dengan luas total 641 ha pada 28 kelompok masyarakat.
Tak hanya memperhatikan pelestarian ekosistem mangrove, BRGM melalui program M4CR juga melakukan pemberdayaan masyarakat berupa matching grants.
Saat ini, sudah ada 12 kelompok masyarakat yang mendapatkan bantuan dana hibah usaha produktif (matching grants).
Baca juga: BRGM Raih Medali Perak untuk Kinerja Geospasial dalam Restorasi Ekosistem
Adapun pemulihan ekosistem mangrove membutuhkan waktu yang panjang, terutama dalam melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600.000 ha.
Dalam pelaksanaannya, BRGM mengalami berbagai tantangan, di antaranya ketersediaan bibit yang tidak tersedia setiap waktu, dikarenakan waktu pembibitan ideal membutuhkan waktu selama 3-4 bulan.
Pelaksanaan clear and clear pada penanaman di tambak aktif sering tidak tercapai, pandangan negatif pemilik tambak bahwa penanaman di tambak akan mengganggu produktivitas perikanan.
Selain itu, pasang surut air laut yang berbeda di setiap lokasi membutuhkan penyesuaian sendiri, dimulai dari rentang pasang-surut yang cukup lama, hingga beberapa lokasi penanaman memiliki waktu surut pada malam hari.
Keterlibatan berbagai sektor mulai dari pemerintah pusat, kementerian/lembaga, serta dukungan luar negeri menjadi dukungan BRGM agar rehabilitasi mangrove berjalan dengan maksimal.