Pertanian Tanpa Membakar di Lahan Gambut ala Desa Ganesha Mukti

Kompas.com - 16/10/2020, 21:16 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Salah satu hasil produksi masyarakat Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, Sumatera Utara yang menerapkan pertanian alami tanpa membakar lahan gambut.DOK. Humas BRG Salah satu hasil produksi masyarakat Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, Sumatera Utara yang menerapkan pertanian alami tanpa membakar lahan gambut.

KOMPAS.com – Badan Restorasi Gambut (BRG) menggagas konsep Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) untuk mencegah terjadinya kerusakan fungsi-fungsi lingkungan, dalam hal ini lahan gambut.

Dengan konsep ini, pembukaan usaha bisa dilakukan dengan lebih ramah lingkungan. Terlebih, isu ketahanan pangan saat ini semakin didengungkan seiring adanya pandemi Covid-19.

Salah satu desa yang sudah menerapkan konsep itu adalah Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, Sumatera Selatan. 

Kepala Desa Ganesha Mukti, Tuwon mengatakan, masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani telah menerapkan pertanian alami tanpa membakar lahan dan berhasil menyediakan cadangan pangan rumah tangganya.

Dia menyebut, pertanian alami yang diterapkan adalah sistem tabur benih langsung. Sistem ini muncul karena warga tidak menginginkan terjadi kebakaran lagi di desanya.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, BRG Gelar Pelatihan Pertanian Lahan Gambut di Merauke

"Kami tidak mau terulang lagi kebakaran lahan, juga sudah ada larangan membakar," ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (16/10/2020).

Tuwon mengatakan, saat ini warga mampu menghasilkan 4.800 ton beras putih, ratusan ton beras merah, dan berton-ton beras hitam dari areal pertanian seluas 1.200 hektar (ha).

"Itu dihasilkan sekali panen. Ini baru satu kali," tegasnya.

Menurut Tuwon, PLTB membawa dampak positif karena mampu menjaga lahan gambut dari kebakaran, memenuhi kebutuhan pangan warga, dan menambah penghasilan.

Terkait ketahanan pangan di masa pandemi, Tuwon menyebut warga desa tidak terpengaruh, terutama dalam hal pasokan pangan.

Baca juga: Belajar Bertani Tanpa Bakar Lahan Gambut dari Masyarakat Sumatera Selatan

Klaim ini bukan tanpa alasan. Dia menyebut, sejak dulu warga selalu menyimpan gabah kering di rumah masing-masing.

"Jadi ada budaya sejak saya kecil, stok makan keluarga harus dicukupi. Sisanya baru dijual," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Wanita Tani Srikandi Ganesha Mukti Siti Sari menuturkan, sistem ini dapat memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan warga.

Menurutnya, setiap kepala keluarga minimal punya cadangan 20 karung gabah kering di rumahnya.

"Kalau kami giling, satu karung itu kisaran 45 kilogram," terangnya.

Baca juga: Wujudkan Pertanian Alami, Badan Restorasi Gambut Dukung SLPG

Selain teknik menyimpan pangan, warga juga menanam di pekarangan rumah. Lewat program yang diinisiasi BRG tersebut, warga dapat menanam sayur mayur dan tanaman obat keluarga.

Selain itu, warga juga bisa mengolah berbagai produk makanan ringan untuk menambah penghasilan.

"Produk yang kami hasilkan yaitu keripik pisang, kue akar kelapa, dan lainnya," jelas Siti.

Potensi Beras Merah dan Hitam

Lebih lanjut, Siti mengatakan, selain beras putih warga mengembangkan pula varietas beras merah dan hitam. Kedua varietas ini pun memberi keuntungan besar bagi petani.

Baca juga: Lestarikan Gambut, Manfaatnya bagi Manusia Begitu Luar Biasa

"Kami sih inginnya menanam beras merah dan hitam soalnya ada uangnya. Kalau beras putih, kecuali pandan wangi, harganya terbilang murah," katanya.

Saat ini, beras merah ditanam di areal persawahan seluas 80 hingga 100 ha. Sementara itu, beras hitam yang baru diuji coba ditanam di areal seluas 5 ha.

Siti menyebut, dua jenis beras itu mudah dibudidayakan. Perawatannya juga tidak begitu susah.

“Kalau beras putih itu kalau kena wereng tahan dengan hama," bebernya.

Ke depan, Siti berharap, BRG bisa meneruskan pembinaan untuk masyarakat, terutama untuk budidaya beras merah dan hitam.

Baca juga: Revitalisasi Ekonomi, Upaya Badan Restorasi Gambut Pulihkan Ekosistem di Lahan Gambut

"Dan semoga ada inovasi agar tidak menanam beras putih terus," harapnya.

Terkini Lainnya
Peringati Hari Lahan Basah, BRGM dan Kementerian LHK Tanam Pohon Serentak di 13 Provinsi
Peringati Hari Lahan Basah, BRGM dan Kementerian LHK Tanam Pohon Serentak di 13 Provinsi
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
BRGM Bantu Cetak Generasi Unggul Melalui Magang Bersertifikat “Sobat Muda Gambut – Mangrove Tahun 2023”
BRGM Bantu Cetak Generasi Unggul Melalui Magang Bersertifikat “Sobat Muda Gambut – Mangrove Tahun 2023”
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
BRGM Raih Predikat Badan Publik Informatif KIP 2023
BRGM Raih Predikat Badan Publik Informatif KIP 2023
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Inovasikan PRIMS, BRGM Raih Penghargaan Bhumandala Kanaka
Inovasikan PRIMS, BRGM Raih Penghargaan Bhumandala Kanaka
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
10.000 Mangrove Ditanam di Sumut, BRGM Tekankan Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pemulihan Lingkungan
10.000 Mangrove Ditanam di Sumut, BRGM Tekankan Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pemulihan Lingkungan
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Kepala BRGM Hadiri Rakorsus Penanggulangan Karhutla sebagai Upaya Konsolidasi Multipihak
Kepala BRGM Hadiri Rakorsus Penanggulangan Karhutla sebagai Upaya Konsolidasi Multipihak
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Sejahterakan Masyarakat lewat Rehabilitasi Mangrove, Kepala BRGM Ajak PSM Kementerian LHK Kunjungi Kaltim
Sejahterakan Masyarakat lewat Rehabilitasi Mangrove, Kepala BRGM Ajak PSM Kementerian LHK Kunjungi Kaltim
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Restorasi Gambut Perlu Dilanjutkan untuk Cegah Karhutla di Lahan Gambut
Restorasi Gambut Perlu Dilanjutkan untuk Cegah Karhutla di Lahan Gambut
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
BRGM Gandeng Kementerian LHK dan BPLHK Gelar Pelatihan untuk Petani Gambut Sumatera dan Kalimantan
BRGM Gandeng Kementerian LHK dan BPLHK Gelar Pelatihan untuk Petani Gambut Sumatera dan Kalimantan
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Masuk Tahun Politik, Sekretaris BRGM Mengedepankan Kolaborasi Berbagai Pihak untuk Terwujudnya Demokrasi
Masuk Tahun Politik, Sekretaris BRGM Mengedepankan Kolaborasi Berbagai Pihak untuk Terwujudnya Demokrasi
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Mitigasi Perubahan Iklim, BRGM Gelar FGD Model Penerapan FOLU Net Sink 2030 di Riau
Mitigasi Perubahan Iklim, BRGM Gelar FGD Model Penerapan FOLU Net Sink 2030 di Riau
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Teknologi Modifikasi Cuaca, Solusi Dampak El Nino yang Kian Nyata
Teknologi Modifikasi Cuaca, Solusi Dampak El Nino yang Kian Nyata
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Rencanakan Rehabilitasi Mangrove, Pemerintah India Studi Banding ke Indonesia
Rencanakan Rehabilitasi Mangrove, Pemerintah India Studi Banding ke Indonesia
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Sekretaris BRGM Temui Pj Gubernur Papua Selatan Bahas Restorasi Gambut dan Mangrove
Sekretaris BRGM Temui Pj Gubernur Papua Selatan Bahas Restorasi Gambut dan Mangrove
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Bantu Mahasiswa Terapkan Ilmu di Masyarakat, BRGM Raih Penghargaan dari Kemendikbud Ristek
Bantu Mahasiswa Terapkan Ilmu di Masyarakat, BRGM Raih Penghargaan dari Kemendikbud Ristek
Badan Restorasi Gambut & Mangrove RI
Bagikan artikel ini melalui
Oke