Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga

Kompas.com - 20/05/2025, 17:28 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Pemerintahan Presiden Prabowo Subiyanto memiliki fokus pada pada sektor kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mengoptimalkan peluang bonus demografi dalam menggapai Indonesia Emas 2045.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan, Indonesia kini tengah menikmati fase bonus demografi. 

Dia menyebutkan, periode tersebut adalah periode krusial yang harus dimanfaatkan untuk mencapai pembangunan Indonesia Emas 2045. 

Bonus demografi juga merupakan kondisi ideal pembangunan sehingga harus dimanfaatkan untuk mendorong kemakmuran penduduk.

“Dalam rangka mengkapitalisasi bonus demografi, manusia Indonesia harus berkualitas dan itu dimulai dari proses pembangunan keluarga,” ujarnya dalam siaran pers.

Baca juga: Bagaimana Memaksimalkan Potensi Bonus Demografi yang Sempat Disebut Wapres Gibran?

Dia mengatakan itu saat membuka Rapat Koordinasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting serta Gelar Pengawasan Nasional Tahun 2025 Kemendukbangga/BKKBN, di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Senin (19/5/2025).

“Untuk itu, penduduk harus dikelola secara tumbuh seimbang yang didasarkan pada suatu Grand Design Pembangunan Kependudukan yang dijadikan framework dalam pembangunan,” jelas Wihaji

Wihaji memaparkan, peningkatan kualitas SDM harus dilakukan sejak dini secara holistik dan integratif berdasarkan pendekatan siklus kehidupan. 

Selain itu, pelayanan antenatal yang cukup, termasuk nutrisi dan gizi seimbang, di antaranya untuk pasangan usia subur atau wanita usia subur,  dapat mengurangi infant mortality ratio.

Faktor penting lainnya adalah persalinan, nifas, dan neonatal yang menjadi tanda kehamilan sehat.

Baca juga: Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor

Pelayanan dan upaya itu diharapkan bisa mengurangi maternal mortality ratio; pemberian pelayanan bagi bayi agar berat badan lahir normal; bagi anak sampai usia dua tahun melalui Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan menyusui eksklusif.

Sementara itu, bagi balita dan anak sekolah dasar (SD), peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan pemberian makanan tambahan dan susu (gizi seimbang); bagi remaja berupa pemberian konseling kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. 

Ada pula pelayanan bagi lansia melalui intervensi active ageing berdasarkan karakteristik lansia.

Wihaji mengatakan, semua anggota keluarga harus peduli dalam pembentukkan perilaku serta berpartisipasi dalam pengasuhan anak. 

“Terutama ayah sebagai sosok kepala keluarga, jangan sampai pengasuhan anak diambil alih handphone,” ujarnya.

Baca juga: Stunting Masih Tinggi, BKKBN Dorong Penguatan Program Pencegahan

5 Quick Wins 

Di sisi lain, Kemendukbangga/BKKBN melaksanakan 5 Quick Wins untuk mendukung peningkatan kualitas SDM keluarga Indonesia. 

Berbagai upaya itu, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dengan target 1 juta Keluarga Berisiko Stunting (KRS) yang dilakukan dengan memberikan bantuan nutrisi dan non nutrisi. 

Kemudian, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang menyediakan daycare unggul terstandarisasi dengan pengasuh tersertifikasi, psikolog anak, dan dokter anak serta laporan tumbuh kembang anak.

Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang menjadi gerakan optimalisasi peran ayah menjawab fenomena fatherless dengan layanan konseling dan konsorsium komunitas Ayah Teladan. 

Lansia Berdaya (Sidaya) adalah home care berbasis komunitas untuk lanjut usia, seperti layanan kesehatan gratis di puskesmas dan rumah sakit umum daerah (RSUD) tanpa rujukan dan pemberdayaan lansia sesuai kapasitas. 

Baca juga: Wamen BKKBN Mengecam Segala Bentuk Kekerasan Seksual pada Perempuan

Berikutnya, AI SuperApps Keluarga yang berisi konsultasi problematika keluarga, anak, konselor berbasis artificial intelligence (AI).

Wihaji mengatakan, dengan quick wins tersebut, pihanya berupaya mendorong keluarga Indonesia menjadi keluarga yang tangguh. 

“Kemendukbangga harus hadir dalam mendampingi setiap keluarga Indonesia agar siap dalam menghadapi bonus demografi,” tuturnya.

Terkini Lainnya
Menteri Wihaji Tinjau Program MBG dan Tamasya di Kepri, Tegaskan Komitmen Bangun Keluarga Sejahtera

Menteri Wihaji Tinjau Program MBG dan Tamasya di Kepri, Tegaskan Komitmen Bangun Keluarga Sejahtera

BKKBN
Fondasi Indonesia Emas 2045, Wamen Isyana Paparkan Strategi Prabowo-Gibran Bangun SDM Unggul di Forum Global

Fondasi Indonesia Emas 2045, Wamen Isyana Paparkan Strategi Prabowo-Gibran Bangun SDM Unggul di Forum Global

BKKBN
Bukan Sekadar Alat, Kontrasepsi Adalah Gerbang Menuju Indonesia Emas 2045

Bukan Sekadar Alat, Kontrasepsi Adalah Gerbang Menuju Indonesia Emas 2045

BKKBN
Young Health Summit 2025, BKKBN Tekankan Pentingnya Remaja Sehat Mental dan Fisik

Young Health Summit 2025, BKKBN Tekankan Pentingnya Remaja Sehat Mental dan Fisik

BKKBN
Peringati Harganas Ke-32, BKKBN Hadirkan Kirab Bangga Kencana

Peringati Harganas Ke-32, BKKBN Hadirkan Kirab Bangga Kencana

BKKBN
Sambut Harganas, BKKBN Targetkan 1 Juta Akseptor dalam Pelayanan KB Serentak se-Indonesia

Sambut Harganas, BKKBN Targetkan 1 Juta Akseptor dalam Pelayanan KB Serentak se-Indonesia

BKKBN
Kemendukbangga Susun Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, Konsorsium Perguruan Tinggi Deklarasikan Dukungan

Kemendukbangga Susun Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, Konsorsium Perguruan Tinggi Deklarasikan Dukungan

BKKBN
 Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya

Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya

BKKBN
Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga

Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga

BKKBN
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor

Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor

BKKBN
Tingkatkan Peran Ayah dalam Keluarga, Menteri Wihaji Luncurkan Program GATI

Tingkatkan Peran Ayah dalam Keluarga, Menteri Wihaji Luncurkan Program GATI

BKKBN
Kemendukbangga/BKKBN Resmi Gelar Pelatihan Teknis Substantif Kampung Keluarga Berkualitas 2025

Kemendukbangga/BKKBN Resmi Gelar Pelatihan Teknis Substantif Kampung Keluarga Berkualitas 2025

BKKBN
Tinjau SPPG di Bogor, Wamendukbangga Tegaskan Pentingnya Program MBG untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Tinjau SPPG di Bogor, Wamendukbangga Tegaskan Pentingnya Program MBG untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

BKKBN
Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Monitor Program Genting di Tanah Papua

Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Monitor Program Genting di Tanah Papua

BKKBN
Menteri Wihaji Kunjungi Bangli, Pantau Langsung Keluarga Risiko Stunting

Menteri Wihaji Kunjungi Bangli, Pantau Langsung Keluarga Risiko Stunting

BKKBN
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com