BKKBN Sebut DWP Punya Peran Strategis Percepat Penurunan Stunting

Kompas.com - 22/11/2023, 10:12 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Inspektur Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ari Dwikora Tono saat membuka workshop yang digelar secara hybrid di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Senin (20/11/2023).

DOK. Humas BKKBN Inspektur Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ari Dwikora Tono saat membuka workshop yang digelar secara hybrid di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Senin (20/11/2023).

KOMPAS.com - Inspektur Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ari Dwikora Tono mengatakan, Dharma Wanita Persatuan (DWP) memiliki peran strategis dalam menyuarakan, menyosialisasikan, dan mempraktikkan upaya-upaya pencegahan stunting dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai organisasi perempuan yang sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia, kata dia, DWP juga berperan dalam percepatan penurunan stunting.

“Saya berharap DWP sebagai organisasi para istri aparatur sipil negara (ASN) dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya para anggotanya dan kualitas kehidupan keluarga agar mandiri serta bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Ari dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (22/11/2023).

Baca juga: BKKBN Raih Silver Winner AHI 2023 untuk e-Magazine Sahabat Keluarga

Pernyataan tersebut disampaikan Ari mewakili Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo saat membuka workshop bertajuk Kolaborasi Dharma Wanita Persatuan Kementerian/Lembaga dalam Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), Senin (20/11/2023).

Workshop yang digelar secara hybrid tersebut dilaksanakan mulai dari Minggu (19/11/2023) sampai Rabu (22/11/2023). Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen bersama antara BKKBN dan DWP untuk meningkatkan efektivitas intervensi spesifik dan sensitif di berbagai tingkatan pemerintahan, termasuk di tingkat kementerian atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda) kabupaten atau kota.

Untuk diketahui, BKKBN diamanatkan tugas dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna menciptakan manusia cerdas dan memiliki sikap bagi Indonesia Emas, melalui program penurunan stunting di Indonesia.

Baca juga: Resmikan Lab OSCE, Rektor UMHT Ingin Cetak SDM Berdaya Saing Global

Dalam kesempatan itu, Ari menyampaikan bahwa untuk mengentaskan stunting tidak dapat dilakukan secara mandiri, apalagi hanya menitikberatkan intervensi pada sektor kesehatan semata.

“Seluruh sektor pembangunan harus bekerja sama dalam menyelesaikan isu stunting dan isu-isu ketidaksetaraan gender, serta isu perempuan dan anak lainnya yang saling berkaitan satu sama lain,” katanya.

Menurut Ari, pengasuhan anak berkualitas yang dilakukan secara setara menjadi kunci utama untuk mencegah stunting.

Baca juga: Ketahui Menu Mencegah Stunting untuk Ibu Hamil, Bayi, dan Anak

Dukungan dari DWP

Untuk diketahui, gelaran workshop yang diinisiasi DWP tersebut merupakan bentuk dukungan organisasi para istri ASN kepada BKKBN dalam upaya mempercepat menurunkan prevalensi stunting.

Ketua Umum (Ketum) DWP Franka Makarim mengatakan, pihaknya menyadari pentingnya menyukseskan program Indonesia bebas stunting.

Karena itu, ia berharap, keterlibatan DWP bisa memberikan hasil yang signifikan terhadap penurunan stunting.

“DWP bersama BKKBN mengajak semua yang hadir di sini untuk sama-sama bergandeng tangan, berdiskusi bersama dan saling tukar ilmu pengetahuan melalui materi tentang upaya mempercepat menurunkan prevalensi stunting,” katanya saat pembukaan workshop.

Baca juga: Ada Beragam Workshop yang Bisa Diikuti di Kompasianival 2023 Sustaination

Workshop yang digelar empat hari itu berisikan lima materi, yakni tentang intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya percepatan penurunan stunting, etika dan kepribadian, calon pengantin (catin) dan persiapan pernikahan.

Selain itu, juga dipaparkan materi tentang program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Sebagai informasi, workshop tersebut juga melibatkan anggota DWP dari berbagai K/L terkait, menghadirkan forum kolaboratif yang konstruktif untuk mendukung percepatan penurunan stunting.

Kegiatan itu juga dimeriahkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari wilayah Bandung dan Jabar. Selain itu, bakti sosial turut diadakan dengan mengundang lebih dari 30 keluarga berisiko stunting, dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat.

 

 

Terkini Lainnya
Strategi Pembangunan Demografi di Kalbar, BKKBN: Tujuannya Capai Kesejahteraan Masyarakat
Strategi Pembangunan Demografi di Kalbar, BKKBN: Tujuannya Capai Kesejahteraan Masyarakat
BKKBN
Kepala BKKBN Ajak Lintas Sektor Masifkan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Nabire
Kepala BKKBN Ajak Lintas Sektor Masifkan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Nabire
BKKBN
Soal Penurunan Stunting di Papua Tengah, Dokter Hasto: Perlu Komitmen Semua Pihak
Soal Penurunan Stunting di Papua Tengah, Dokter Hasto: Perlu Komitmen Semua Pihak
BKKBN
Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
BKKBN
Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan 
Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan 
BKKBN
Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi
Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi
BKKBN
Kepala BKKBN Minta Kepala Perwakilan BKKBN NTT Berkolaborasi Majukan Program Bangga Kencana
Kepala BKKBN Minta Kepala Perwakilan BKKBN NTT Berkolaborasi Majukan Program Bangga Kencana
BKKBN
Cegah Kelahiran Bayi Stunting, Kepala BKKBN: Ibu Hamil Harus Dikawal sejak Mengandung 
Cegah Kelahiran Bayi Stunting, Kepala BKKBN: Ibu Hamil Harus Dikawal sejak Mengandung 
BKKBN
BKKBN Soroti Keberhasilan Kabupaten Kampar Turunkan Stunting Hampir 20 Persen dalam 4 Tahun
BKKBN Soroti Keberhasilan Kabupaten Kampar Turunkan Stunting Hampir 20 Persen dalam 4 Tahun
BKKBN
Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
BKKBN
Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen
Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen
BKKBN
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Mulut Rahim hingga Payudara
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Mulut Rahim hingga Payudara
BKKBN
Puncak Bonus Demografi Terlewati, Kepala BKKBN: Jangan Sampai
Puncak Bonus Demografi Terlewati, Kepala BKKBN: Jangan Sampai "Middle Income Trap" Jadi Kenyataan
BKKBN
Angka Stunting DIY Terendah Ke-5 di Indonesia, Kepala BKKBN: Ke Depan Perhatikan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Angka Stunting DIY Terendah Ke-5 di Indonesia, Kepala BKKBN: Ke Depan Perhatikan Kesehatan Jiwa Masyarakat
BKKBN
Pertahankan WTP 6 Kali Berturut-turut, Kepala BKKBN Minta Jajarannya Kerja Sesuai Protap
Pertahankan WTP 6 Kali Berturut-turut, Kepala BKKBN Minta Jajarannya Kerja Sesuai Protap
BKKBN
Bagikan artikel ini melalui
Oke