Sandwich Generation Akan Meningkat pada 2035, Kepala BKKBN: Optimalisasi Mutlak Dilakukan

Kompas.com - 30/10/2023, 13:02 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo dalam pembukaan penyelenggaraan Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Nasional (Adujaknas) Generasi Berencana (Genre) Indonesia ke-13 (Adujaknas) di Hotel MG Setos, Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Minggu (29/10/2023).  DOK. Humas BKKBN Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo dalam pembukaan penyelenggaraan Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Nasional (Adujaknas) Generasi Berencana (Genre) Indonesia ke-13 (Adujaknas) di Hotel MG Setos, Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Minggu (29/10/2023).

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengatakan, remaja saat ini akan menjadi generasi sandwich pada 2035.

“Oleh karena itu, optimalisasi bonus demografi saat ini mutlak dilakukan, salah satunya melalui penguatan kualitas anak-anak dan remaja,” katanya.

Dia mengatakan itu dalam pembukaan penyelenggaraan Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Nasional (Adujaknas) Generasi Berencana (Genre) Indonesia ke-13 (Adujaknas) di Hotel MG Setos, Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Minggu (29/10/2023).

dr. Hasto menerangkan, Indonesia akan memasuki periode ageing populations atau banjir orang tua pada 2035.

"Anda (remaja) yang akan bertanggung jawab besok. Pada 2035, Anda menanggung eyang-eyang yang pada saat itu mengalami ageing population dan saat itulah kita menutup bonus demografi,” katanya dalam siaran pers. 

Baca juga: Tips Pakar Keuangan bagi Sandwich Generation agar Tak Jadi Beban di Hari Tua

dr. Hasto mengatakan, selain menjadi generasi sandwich, remaja saat ini akan menjadi bagian dari generasi emas Indonesia pada 2045. 

Dia menyebutkan, saat Indonesia memasuki usia 100 tahun merdeka, remaja saat ini akan berusia di antara 35-54 tahun dan menjadi nahkoda bangsa.

"Kalau kami ketemu remaja, pemuda, itu rasanya hati kita ingin hormat setinggi-tingginya,” katanya. 

Sebab, kata dr. Hasto, anak-anak GenRe tersebut dalam 10-20 tahun lagi akan menjadi gubernur, menteri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hingga presiden. 

“Makanya kalau saya ketemu pemuda rasanya, forum GenRe, Forum Anak, forum OSIS, rasanya pengin hormat setinggi-tingginya. Anda semua pemimpin-pemimpin saya masa depan,” ucapnya. 

Baca juga: Sandwich Generation Rawan Stres dan Depresi, Ini Cara Menjaga Kesehatan Mentalnya...

dr. Hasto menambahkan, saat bertemu dengan GenRe 20 tahun lagi, mereka yang akan dikawal dengan voorijder.

“Hormat tinggi-tinggi. Ini bukan khayalan. Ini suatu kenyataan karena (anak-anak) GenRe kita itu punya kemampuan intelektual dan skill yang luar biasa," ujarnya.

dr. Hasto menyebutkan, saat ini Indonesia beruntung mengalami bonus demografi dan akan mengalami puncaknya pada 2030-an.

Oleh karena itu, BKKBN dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menggelar kegiatan forum GenRe, Forum Anak, hingga forum OSIS.

“Kami bersatu-padu di Semarang dan kota-kota lainnya mengoptimalkan remaja agar kita bisa mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan untuk kita semua. Jadi hari ini adik-adik GenRe adalah adik-adik yang sangat berkualitas,"  tegasnya.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Transformasi Kesehatan agar Bonus Demografi Optimal

dr. Hasto juga mengaku sangat bangga dengan para remaja yang tergabung dalam GenRe karena memberikan optimisme untuk meraih Indonesia sejahtera pada 2045.

"Itulah forum GenRe, Forum Anak, forum OSIS kita yang pemikirannya cemerlang luar biasa,” katanya. 

Dia mengaku optimistis GenRe dapat membawa masa depan Indonesia yang lebih cerah dan sejahtera. 

“Inilah GenRe kita. Proporsi penduduk anak-anak kita seusia GenRe, seusia anak sekolah, dan remaja. Ini yang paling besar," ujarnya.

SDM lebih penting dari SDA

Pada kesempatan itu, Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, sumber daya manusia (SDM) bagi suatu negara adalah yang paling penting.

Baca juga: Kepala BKKBN: Stunting Jadi Momok bagi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045

"Bagi suatu negara sumber daya yang paling berharga bukanlah tambang, minyak, atau pun gas bumi. Sumber daya paling berharga adalah SDM. Tidak ada satu pun negara maju tanpa sumber daya manusia yang berkualitas,” katanya. 

Dia mengatakan, para peserta atau remaja yang hadir pada kegiatan tersebut merupakan generasi-generasi penerus bangsa yang akan mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera.

Pada kesempatan itu, Bintang berharap, Adujaknas 2023 tidak hanya menjadi selebrasi semata. Namun juga membantu para remaja untuk saling berbagi, menginspirasi, dan memotivasi satu sama lain.

"Kami tidak ingin hanya selebrasi semata, tetapi ada implementasi dari diskusi yang kalian lakukan selama beberapa hari ini,” katanya yang dikukuhkan sebagai Bunda GenRe tahun lalu. 

“Bunda sangat berharap apa yang disampaikan ketua panitia, permasalahan-permasalahan yang didiskusikan tahun lalu itu akan dijawab tahun ini,” ujarnya. 

Baca juga: Ada 4,8 Juta Ibu Hamil Per Tahun, Kepala BKKBN: Kalau Dibiarkan Ada 20 Persen yang Melahirkan Anak Stunting

Bintang menegaskan, jawabannya tersebut juga memerlukan implementasi dengan program-program dan kerja keras.

“Karya-karya kalian mampu dibuktikan melalui berbagai stan tadi. Mudah-mudahan terus kalian tingkatkan. Sekali lagi apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja keras, inovasi, dan kreativitas generasi remaja yang datang dari seantero Indonesia," ucapnya.

Pentingnya berorganisasi

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan, anak-anak yang sudah terlatih berorganisasi, seperti di GenRe, akan lebih mampu bekerja dengan baik di dunia kerja.

"Saya melihat kegiatan ini sangat strategis. Karena kalau saya, Pak Hasto, Bu Bintang, Mbak Ita (Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu) sudah masuk dunia kerja, rekan-kerja kita yang bisa bekerja pasti yang punya aktivitas waktu kuliah dan sekolah,” ujarnya. 

Baca juga: 57,9 Persen Anak Indonesia Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni, Kepala BKKBN: Ini Jadi Penyebab Stunting

Sumarno mengatakan, anak-anak disarankan tidak hanya belajar di kelas dengan buku saja, tetapi bersosialisasi, berorganisasi, dan memahami orang lain. Pasalnya, para pekerja di dunia kerja harus dapat berkolaborasi, bekerja sama, dan berkomunikasi.  

“Saya lihat kegiatan ini adalah mendidik lebih dini tadi, menyiapkan adik-adik semua nanti masuk dunia kerja ini," katanya mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Jateng.

"Ini menjadi contoh bapak ibu sekalian. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menyiapkan generasi kita untuk menyambut tahun emas Indonesia pada 2045," imbuhnya.

Program GenRe

Adapun program GenRe merupakan wadah mengembangkan karakter bangsa dengan mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pranikah, serta narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza).

Program itu diharapkan dapat menjadikan remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa.

Baca juga: Kepala BKKBN Sebut Angka Pernikahan Dini Turun, tapi...

Dengan adanya Duta GenRe, sosialisasi dan promosi program GenRe di lingkungan remaja akan lebih efektif. Sebab, komunikasi yang terjalin dilakukan dengan pendekatan dari, oleh, dan untuk remaja sehingga menjadi ramah remaja. 

Tak hanya itu, ada pula media pengembangan kapasitas bagi para remaja Indonesia yang tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja. 

Digelar pula Adujaknas yang bertujuan memupuk kebersamaan, semangat para remaja, serta sebagai wadah pertukaran informasi dan pengalaman tentang implementasi program GenRe.

Adujaknas GenRe Indonesia Tahun 2023, merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan BKKBN untuk saling mempertemukan remaja yang tergabung dalam PIK Remaja.

Mereka akan memilih figur pemuda usia 16-22 tahun yang akan menjadi role model dan spokesperson BKKBN dalam meningkatkan pemahaman remaja mengenai program generasi berencana, trias kesehatan reproduksi remaja (seksualitas, HIV/AIDS, dan napza), serta memotivasi remaja. 

Mereka juga akan membimbing remaja untuk melewati lima transisi kehidupan remaja, mulai dari melanjutkan pendidikan, membangun karier, membina keluarga kecil bahagia sejahtera, menerapkan pola hidup sehat, dan bersosialisasi kepada masyarakat. 

Baca juga: Bantu Penurunan Stunting lewat Buku dan e-Learning, Tanoto Foundation Dapat Apresiasi dari BKKBN

Acara yang digelar pada 29 Oktober sampai 1 November 2023 itu turut diwarnai dengan pemberian penghargaan GenRe Award tahun 2023.

Beberapa kategori nominasi dalam ajang itu, di antaranya International Youth Days; GenRe in Action; Forum GenRe Terbaik; Meaningful Youth Participation; PIK R Percontohan Segmentasi usia 10-14 tahun "Berani", usia 15-19 tahun "Beraksi", usia 20-24 tahun "Berkolaborasi"; Bina Keluarga Remaja (BKR) Percontohan; GenRengers Award; dan Kolaborasi Aksi #IniGenting and Nutrihunt Challenges. 

Terkini Lainnya
Strategi Pembangunan Demografi di Kalbar, BKKBN: Tujuannya Capai Kesejahteraan Masyarakat
Strategi Pembangunan Demografi di Kalbar, BKKBN: Tujuannya Capai Kesejahteraan Masyarakat
BKKBN
Kepala BKKBN Ajak Lintas Sektor Masifkan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Nabire
Kepala BKKBN Ajak Lintas Sektor Masifkan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Nabire
BKKBN
Soal Penurunan Stunting di Papua Tengah, Dokter Hasto: Perlu Komitmen Semua Pihak
Soal Penurunan Stunting di Papua Tengah, Dokter Hasto: Perlu Komitmen Semua Pihak
BKKBN
Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
BKKBN
Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan 
Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan 
BKKBN
Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi
Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi
BKKBN
Kepala BKKBN Minta Kepala Perwakilan BKKBN NTT Berkolaborasi Majukan Program Bangga Kencana
Kepala BKKBN Minta Kepala Perwakilan BKKBN NTT Berkolaborasi Majukan Program Bangga Kencana
BKKBN
Cegah Kelahiran Bayi Stunting, Kepala BKKBN: Ibu Hamil Harus Dikawal sejak Mengandung 
Cegah Kelahiran Bayi Stunting, Kepala BKKBN: Ibu Hamil Harus Dikawal sejak Mengandung 
BKKBN
BKKBN Soroti Keberhasilan Kabupaten Kampar Turunkan Stunting Hampir 20 Persen dalam 4 Tahun
BKKBN Soroti Keberhasilan Kabupaten Kampar Turunkan Stunting Hampir 20 Persen dalam 4 Tahun
BKKBN
Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
BKKBN
Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen
Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen
BKKBN
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Mulut Rahim hingga Payudara
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Mulut Rahim hingga Payudara
BKKBN
Puncak Bonus Demografi Terlewati, Kepala BKKBN: Jangan Sampai
Puncak Bonus Demografi Terlewati, Kepala BKKBN: Jangan Sampai "Middle Income Trap" Jadi Kenyataan
BKKBN
Angka Stunting DIY Terendah Ke-5 di Indonesia, Kepala BKKBN: Ke Depan Perhatikan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Angka Stunting DIY Terendah Ke-5 di Indonesia, Kepala BKKBN: Ke Depan Perhatikan Kesehatan Jiwa Masyarakat
BKKBN
Pertahankan WTP 6 Kali Berturut-turut, Kepala BKKBN Minta Jajarannya Kerja Sesuai Protap
Pertahankan WTP 6 Kali Berturut-turut, Kepala BKKBN Minta Jajarannya Kerja Sesuai Protap
BKKBN
Bagikan artikel ini melalui
Oke