BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo menyatakan, rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia sebanyak 4,8 juta orang setiap tahun.
Menurut Hasto, jumlah tersebut menjadi acuan untuk menekan agar jarak pada kehamilan berikutnya tidak terlalu dekat dengan cara menggunakan alat kontrasepsi.
"Ibu-ibu hamil ini, jumlahnya 4,8 juta per tahun. Kalau kita biarkan ada sekitar 21 persen atau 20 persennya melahirkan anak stunting. Sehingga 20 persen dari 4,8 juta itu kira-kira 1,2 juta kurang lebih (stunting)," papar Hasto saat mengunjungi posyandu di bawah binaan Persatuan Isteri Tentara (Persit) Kartika Chandra di Kota Cimahi, Bandung Barat, Senin (23/10/2023).
Banyaknya angka kehamilan itu, kata dia, juga didorong dengan besarnya jumlah pernikahan pasangan baru. BKKBN mencatat sebanyak 1,9 juta orang menikah setiap tahunnya, sementara pencegahan stunting bisa dilakukan sejak pranikah.
"Sebelum menikah, mestinya dia periksa dulu dong. Harusnya wajib periksa hemoglobin, wajib periksa defisiensi vitamin D, dan seterusnya. Karena yang menentukan stunting atau tidak diantaranya anemia kekurangan vitamin D, begitu-begitu. Jadi kepada 1,9 juta yang nikah, ayo kita periksa semua," ujar Hasto.
Baca juga: Kepala BKKBN: Kalau Hamil Jangan Main-main, Kalau Main-main Jangan Hamil
Hasto menegaskan, kehamilan semestinya direncanakan dengan mempertimbangkan segala aspek khususnya kesehatan. Sebab, kesehatan keluarga adalah kunci dari pencegahan stunting.
"Kalau mau hamil direncanakan. Jangan hamil kalau tidak direncanakan. Artinya sehat dulu, lalu hamil. Jadi kalau hamil itu jangan main-main. Kalau main-main jangan hamil, itu penting," tegasnya.
Untuk diketahui, sebelum mengunjungi posyandu di Cimahi, Hasto juga hadir di Pekan Pelayanan KB Serentak yang digelar BKKBN di Kota Cimahi.
Gelaran yang berlangsung dari tanggal 26 September sampai 9 Oktober 2023 merupakan bagian dari rangkaian Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day) yang diperingati setiap tanggal 26 September.
Selama di Pekan Pelayanan KB Serentak itu, BKKBN berhasil melayani jumlah sasaran KB sebesar hampir 1.693.520 akseptor, dengan target 1.484.747 akseptor atau dengan capaian sebesar 114,06 persen.
Pada rangkaian acara yang sama, Ketua Umum Persatuan Isteri Tentara (Persit Kartika Chandra Kirana, Ny. Rachma Setyaningsih Dudung Abdurachman melakukan kunjungan ke Posyandu BKB Mawar 1 Yon Armed 4/Parahyangan.
Selain meninjau kegiatan di Posyandu, dirinya juga memberikan pembinaan bagi para kader serta peserta ibu-anak yang hadir.
Guna menyokong suksesnya perencanaan keluarga, Ny. Rachma secara serentak mendeklarasikan Gerakan ASI Eksklusif di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), aparatur sipil negara (ASN), dan keluarganya,
"Saya mengimbau kepada seluruh TNI AD bersama-sama mendukung dan menjadi role model dalam gerakan ASI eksklusif agar menyebar dan menyeluruh dalam lapisan masyarakat, memberikan daya ungkit yang besar dalam mencapai target 14 persen angka stunting yang tinggal beberapa bulan lagi," kata Ny. Rachma.
Baca juga: WHO Rilis Pedoman Baru Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Anak Usia 6-23 Bulan
Menurut Ny. Rachma, dengan adanya edukasi dan konseling menyusui untuk ibu hamil, memungkinkan mereka untuk lebih siap menyusui sesegera mungkin setelah lahir.
"Kita menyadari bahwa setiap ibu memerlukan lingkungan yang positif, agar mampu memberikan inisiasi menyusui dini, menyusui eksklusif, dan melanjutkan menyusui hingga 2 tahun," ucapnya.
Para Kader ASI Eksklusif yang berdialog secara daring memandang gerakan ini sebagai tonggak dari perwujudan semangat keluarga TNI untuk menghasilkan SDM yang sehat dan berkualitas.