Orang Stunting Disebut Berpenghasilan Lebih Rendah 20 Persen dari Orang Normal

Kompas.com - 20/10/2023, 10:34 WIB
A P Sari

Penulis

Ketua BKKBN dr Hasto Wardoyo.DOK. BKKBN Ketua BKKBN dr Hasto Wardoyo.

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiomal ( BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan, orang  stunting memiliki penghasilan yang lebih rendah 20 persen ketimbang orang normal.

"Indikatornya adalah stuntingHuman capital index proporsi terbesarnya stunting. Ya memang ada human development index, tapi human capital index lebuh presisi untuk menduga, sehingga kelompok stunting berpenghasilan lebih rendah 20 persen dari yang tidak," jelas dr Hasto melalui keterangan persnya, Jumat (20/10/2023).

Hal tersebut disampaikan dr Hasto saat peluncuran Sistem Informasi Peringatan Dini dan Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (Siperindu) di Auditorium Kantor BKKBN, Kamis (19/10/2023).

dr Hasto mengatakan, menurut kajian yang ada, jika daerah sudah mencapai bonus demografi, akselerasi pendapatan per kapitanya akan ikut naik.

Baca juga: Cegah Stunting, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda Sadar Pentingnya Nutrisi dan Sanitasi

"Kajian ini serious problem dan menarik sekali. Jadi kita harus equal equity, itu dari sisi kuantitas dan kita sudah menemukan masalahnya," katanya.

Saat ini, sebut dia, kependudukan berkaitan erat dengan kualitas penduduk dan isu-isu keseimbangan antara kualitas dan kuantitas.

“Kualitas itu ada stunting, kualitas yg sangat sarat dengan kuantitas secara individu. Kalau tadi kuantitas secara populasi, stunting dari tinggi badannya, berat badan. Ini kualitas yg sangat dekat dengan kuantitas secara individu," tuturnya.

Menurutnya, aging population yang meningkat berkaitan erat dengan munculnya fenomena sandwich generation. Bahkan, fenomena ini diprediksi akan menguat pada 2035.

Menurut data dari United Nations Economic and Social Commission for Asia Pacific (UN ESCAP) 2023, aging population di Indonesia pada 2022 adalah sebesar 277.534 jiwa. Kondisi ini, sebut dr Hasto, membuat indeks pembangunan manusia (IPM) tergeser, sehingga tingkat ekonomi menurun.

Baca juga: Ada 55 Kasus Stunting di Kembangan, Anak-anak Diberi Makanan Tambahan Khusus

"Kalau generasi sekarang lincah gerak dan tinggi badannya, maka akan menjadi generasi yang hebat pada masa depan," jelas dr Hasto.

Penandatanganan MoU antara BKKBN dan Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI).DOK. BKKBN Penandatanganan MoU antara BKKBN dan Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI).

Sebagai informasi, pada acara itu, diadakan pula penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BKKBN dengan Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGMI). Kerja sama penurunan stunting ini menyasar para remaja di sekolah.

dr Hasto menjelaskan, remaja menjadi populasi strategis untuk sasaran. Sebab, usia ini dianggap penting untuk proses edukasi mengenai stunting.

"Kalau kita mau merubah kualitas-kuantitas itu, siapa yang akan hamil, siapa yang akan nikah, siapa yang akan jadi pasangan hidup baru, ya remaja yang berada di bangku sekolah," papar dr Hasto.

"Kaum muda yang di bangku kuliah sudah telat, sudah banyak yang menikah dan banyak juga yang tidak kuliah. Namun, kalau di SMA SMP ini semua tertangkap," imbuhnya.

Baca juga: Pj Gubernur Heru Tangani Stunting, Persentase Tengkes di Jakarta Turun

Terlebih, lanjut dia, Indonesia memiliki cukup banyak penduduk berusia 16-30 tahun, sehingga sosialisasi atau edukasi mengenai stunting lebih baik diberikan kepada mereka di rentang usia ini.

"Pada 2022, ada sekitar 65,82 juta jiwa atau hampir seperempat penduduk Indonesia (24,00 persen) penduduk berusia 16-30 tahun atau biasa disebut pemuda," ujarnya.

Terkini Lainnya
Kepala BKKBN Ajak Lintas Sektor Masifkan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Nabire
Kepala BKKBN Ajak Lintas Sektor Masifkan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting di Nabire
BKKBN
Soal Penurunan Stunting di Papua Tengah, Dokter Hasto: Perlu Komitmen Semua Pihak
Soal Penurunan Stunting di Papua Tengah, Dokter Hasto: Perlu Komitmen Semua Pihak
BKKBN
Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
Kehamilan Ideal Usia 20-35 Tahun, Kepala BKKBN Ungkap Alasannya
BKKBN
Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan 
Kepala BKKBN Beberkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang Fokus pada 3 Pendekatan 
BKKBN
Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi
Kepala BKKBN Optimistis Stunting di TTS Bakal Turun lewat Pemanfaatan Sumber Pangan dan Kontrasepsi
BKKBN
Kepala BKKBN Minta Kepala Perwakilan BKKBN NTT Berkolaborasi Majukan Program Bangga Kencana
Kepala BKKBN Minta Kepala Perwakilan BKKBN NTT Berkolaborasi Majukan Program Bangga Kencana
BKKBN
Cegah Kelahiran Bayi Stunting, Kepala BKKBN: Ibu Hamil Harus Dikawal sejak Mengandung 
Cegah Kelahiran Bayi Stunting, Kepala BKKBN: Ibu Hamil Harus Dikawal sejak Mengandung 
BKKBN
BKKBN Soroti Keberhasilan Kabupaten Kampar Turunkan Stunting Hampir 20 Persen dalam 4 Tahun
BKKBN Soroti Keberhasilan Kabupaten Kampar Turunkan Stunting Hampir 20 Persen dalam 4 Tahun
BKKBN
Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
BKKBN
Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen
Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen
BKKBN
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Mulut Rahim hingga Payudara
Kepala BKKBN: Pendidikan Seks Usia Dini Dapat Cegah Kanker Mulut Rahim hingga Payudara
BKKBN
Puncak Bonus Demografi Terlewati, Kepala BKKBN: Jangan Sampai
Puncak Bonus Demografi Terlewati, Kepala BKKBN: Jangan Sampai "Middle Income Trap" Jadi Kenyataan
BKKBN
Angka Stunting DIY Terendah Ke-5 di Indonesia, Kepala BKKBN: Ke Depan Perhatikan Kesehatan Jiwa Masyarakat
Angka Stunting DIY Terendah Ke-5 di Indonesia, Kepala BKKBN: Ke Depan Perhatikan Kesehatan Jiwa Masyarakat
BKKBN
Pertahankan WTP 6 Kali Berturut-turut, Kepala BKKBN Minta Jajarannya Kerja Sesuai Protap
Pertahankan WTP 6 Kali Berturut-turut, Kepala BKKBN Minta Jajarannya Kerja Sesuai Protap
BKKBN
BKKBN Soroti Peningkatan Lansia di DIY serta Upaya Pencegahan Stunting
BKKBN Soroti Peningkatan Lansia di DIY serta Upaya Pencegahan Stunting
BKKBN
Bagikan artikel ini melalui
Oke