KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) dinilai berhasil membantu pengendalian tumbuh seimbang masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi salah satunya berkat kerja sama dengan John Hopkins University.
Melalui John Hopkins Centre for Communication Program (JHCCP), John Hopkins University telah mendukung BKKBN dalam pelaksanaan program KB selama 37 tahun.
JHCCP hadir di Indonesia pada 1986 dengan berkontribusi pengetahuan, resources dan pengalaman, dimulai dengan kampanye kondom, suami siaga, dan lainnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, manfaat kerja sama kampanye kondom pada 2016-2018 telah dirasakan di lapangan.
Dia mengatakan itu dalam acara Serah Terima dan Kesinambungan Program Sustaining Gains untuk Mendukung Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan KB antara JHCCP dengan BKKBN di Hotel Sentra Cawang, Jakarta Timur, Selasa (17/10/2023).
“Saat saya menjadi Kepala BKKBN pas akhir dari kerja sama untuk transisi sehingga 2020-2024 diperpanjang. Kami mengucapkan terima kasih karena telah menyukseskan program ini,” katanya dalam siaran pers.
Adapun total fertility rate (TFR) atau jumlah rata-rata anak yang lahir pada 1970-an berada pada angka 5,6, lalu berhasil ditekan menjadi 2,1 pada 2022.
Nilai itu menunjukkan, satu perempuan Indonesia pada 1970-an melahirkan 6 anak. Melalui program KB, satu perempuan melahirkan hanya dua anak pada 2022.
Dengan demikian, penduduk Indonesia tumbuh seimbang dan berdampak terhadap meningkatnya pelayanan umum, seperti kesehatan dan pendidikan.
Pada kesempatan itu, Country Representative Johns Hopkins University Center for Communication Program Fitri Putjuk mengatakan, program kerja sama pihaknya dengan BKKBN senantiasa berkesinambungan.
Baca juga: BKKBN NTT Wujudkan Kampung Keluarga dengan Pembinaan dan Fasilitas
“Ini adalah pamitan kedua. Pada 2022 lalu sudah pernah pamitan pertama. Kami punya anak namanya Jalin Komunikasi Indonesia (Jalin) yang melanjutkan program JHCCP di Indonesia,” kata Fitri.
Sementara itu, Program Officer Gates Foundation Kaleigh MacDaniels yang hadir secara daring mengatakan, kerja sama JHCCP dengan BKKBN dimulai dari hal-hal kecil.
“Jadi seperti dikatakan 30 tahun yang lalu bekerja sama dengan BKKBN. Mulai hanya kecil 11 kabupaten dan kota, tetapi bisa diperluas menjadi skala nasional. Jadi, keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari kerja sama dengan BKKBN dan lainnya,” katanya.
Kaleigh menyebutkan, JHCCP bekerja sama dengan BKKBN supaya bisa memperluas skalanya.
Dia menegaskan, kegiatan-kegiatan yang digelar tidak akan berhasil jika tidak ada peran BKKBN.
“Terima kasih yang mendalam, terima kasih sekali lagi pada semua yang hadir dan semoga berjalan dengan lancar,” kata Kaleigh.
Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto mengatakan, selama tujuh tahun terakhir, BKKBN dan JHCCP berupaya meningkatkan kinerja program KB di Indonesia lewat program Pilihanku.
Program itu mengusung empat komponen kerja, yakni penguatan permintaan KB, penguatan tenaga dan fasilitas kesehatan, kesehatan reproduksi remaja, dan penguatan manajemen program KB.
Program Pilihanku telah melahirkan banyak instrumen yang berhasil mengawal kesuksesan program KB.
Tavip menjelaskan, terdapat enam hal yang disumbangkan dari JHCCP yang merupakan mitra BKKBN pada program Pilihanku.
Baca juga: Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN Gandeng TNI AD Capai Target 1,5 juta Akseptor Pelayanan KB
“Pertama, advokasi. Kedua, Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). Ketiga, e-Learning Bima (Belajar Mandiri),” ujarnya.
Keempat, Sistem Informasi Perencanaan dan Pengukuran Kinerja (Leadership Sippuja). Kelima, Indikator Operasional Remistra dan Keluarga Berisiko Stunting (data dashboard). Keenam, Sistem Informasi Rantai Pasok Alokon (Manajemen Rantai Pasok Sirika).
“Harapannya tentu kerja sama ini, pemanfaatan dari program ini masih bisa kami lanjutkan dan masih bisa bertukar pikiran,” kata Tavip.
Acara tersebut juga dihadiri Asia Africa Regional Manager JHCPP Rob Aj slie, Kepala Biro Perencanaan BKKBN Wahidin, dan Kepala Biro Keuangan BKKBN Soetriningsih.
Hadir pula Kepala Pusat Pelatihan Kerjasama Internasional BKKBN Ukik Kusuma Kurniawan, Direktur Analisis Dampak Kependudukan Faharuddin, Program Manager Sekretariat Stunting Nasional Ipin Z Husni, dan jajaran BKKBN dan JHCCP lainnya.
Baca juga: Prevalensi Stunting Aceh Tertinggi Kelima Nasional, Kepala BKKBN Ajak Stakeholder Bergerak