KOMPAS.com - Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG), Myrna A Safitri menerangkan, kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) sejalan dengan amanah Undang Undang Pokok Agraria (UUPA).
Sebagai informasi, SLPG merupakan pelatihan pengelolaan pertanian alami atau tanpa bahan bakar untuk pemulihan ekosistem gambut bagi para petani.
" Pertanian tanpa bakar dan bahan kimiawi di lahan gambut selaras dengan Pasal 15 UUPA yakni menjaga kesuburan dan mencegah kerusakan tanah," katanya, Kamis (24/9/2020).
Myrna mengatakan, untuk mewujudkan program tersebut, BRG melatih para petani di desa - desa yang berada di lokasi target restorasi gambut.
Baca juga: Bisa Edukasi Masyarakat Tak Bakar Lahan Gambut, BRG Dinilai Tetap Dibutuhkan
"Saat ini ada sekitar 1000 kader petani yang mengelola sekitar 200-an demplot atau penyuluhan pertanian tanpa bakar," kata Myrna, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Ia berharap, pada kesempatan Hari Tani Nasional pada Kamis (24/9/2020) ini, para petani di lahan gambut semakin bersemangat menjalankan pertanian berkelanjutan," tuturnya.
Tidak hanya itu, Myrna berharap, para petani dapat pula melakukan inovasi kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang ada.
"Dukungan semua pihak diperlukan para petani di lahan gambut yang saat ini mengalami perjuangan sangat berat untuk melanjutkan kegiatan pertanian ekosistem gambut yang sudah rusak," jelasnya.
Baca juga: Jokowi: Penataan Ekosistem Lahan Gambut Harus Konsisten
Myrna mengatakan tidak berlebihan jika para petani disebut sebagai pejuang pangan sejati untuk masyarakat dunia.
"Berkat para petani kita menikmati pangan yang begitu melimpah dan sehat," kata Myrna seperti dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Anggota Kelompok Tani Memanah di Kabupaten Bengkalis, Riau, Ismail mengatakan, keinginan para petani memanen hasil pertanian di lahan gambut dalam waktu yang singkat menjadi tantangan mewujudkan budidaya pertanian alami.
"Pasalnya, pertanian dengan cara alami membutuhkan waktu yang lumayan panjang dan pemeliharaan yang maksimal," kata Ismail.
Namun, menurut Ismail, banyak petani sudah membuktikan, hasil pertanian yang diolah secara alami hasil produksinya berkualitas dan sehat.
"Melihat perkembangan ini, pembinaan secara berkesinambungan oleh pemerintah daerah kepada petani di desa-desa gambut dalam rangka mewujudkan pertanian alami juga sangat diperlukan," katanya.