KOMPAS.com – Otorita IKN memulai tahap persiapan pembangunan ekosistem kawasan legislatif dan yudikatif dengan anggaran Rp 11,6 triliun. Hal ini dilakukan usai diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025 yang menetapkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat pemerintahan Indonesia,
Langkah ini menjadi bagian penting dalam pelengkap trias politica pada pembangunan IKN tahap kedua, yang mencakup pembangunan fisik, persiapan regulasi, hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Pembangunan fisik tahap kedua difokuskan pada kawasan legislatif dan yudikatif. Tanda tangan kontrak hasil lelang pembangunan dijadwalkan berlangsung pada akhir Oktober hingga November 2025.
Baca juga: IKN Dikebut, Pemindahan ASN Dimulai November 2025 dan Investasi Tembus Rp 225 Triliun
Dari anggaran Rp 11,6 triliun, kompleks perkantoran legislatif akan dibangun dengan anggaran Rp 8,5 triliun (2025–2027), di lahan seluas 42 hektar. Pembangunan ini mencakup Gedung Sidang Paripurna, Plaza Demokrasi, Serambi Musyawarah, Museum, dan gedung kerja lainnya.
Adapun untuk kompleks yudikatif dengan anggaran Rp 3,1 triliun akan dibangun gedung Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Agung di lahan seluas 15 hektar. Proses pembangunan kedua kompleks diperkirakan memakan waktu 25 bulan, yang dimulai November 2025.
Anggaran pembangunan infrastruktur IKN bersumber dari tiga skema pembiayaan. Pertama, dana APBN sebesar Rp 48,8 triliun (2025–2028).
Pembangunan Plaza Legislatif dan Yudikatif di IKN akan segera dimulai pada November 2025. Penandatanganan kontrak dengan penyedia jasa pemenang lelang dilaksanakan pada akhir Oktober hingga November 2025.
Kemudian kedua, kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan estimasi nilai Rp 158,72 triliun (per Oktober 2025). Ketiga, investasi swasta murni dengan estimasi nilai Rp 66,3 triliun (per Oktober 2025).
Dalam rilis persnya kepada Kompas.com, Jumat (31/10/2025), Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono menekankan bahwa pembangunan tahap kedua IKN akan semakin cepat dilakuka.
"Pasca Perpres 79, pembangunan fisik maupun non-fisik di IKN akan semakin masif. Saat ini, sekitar 7.000 pekerja konstruksi tinggal di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK)," ujarnya.
"Pada tahap kedua, jumlah pekerja diperkirakan mencapai 20.000 orang untuk mempercepat pembangunan IKN." ujar Basuki pada agenda Media Gathering di Kantor Otorita IKN, Rabu (29/10/2025)
Selain gedung perkantoran, pembangunan prioritas lainnya termasuk penataan Pasar Sepaku, Masjid Negara, dan Basilika ditargetkan selesai dan beroperasi akhir 2025.
Baca juga: Teknologi Aluform Bikin Konstruksi Rusun ASN 2 IKN Lebih Cepat
Fasilitas pendukung lainnya, seperti konektivitas jalan di KIPP Sub-WP 1B dan 1C, hunian, pasar, dan fasilitas pendidikan, juga tengah dipersiapkan untuk mendukung relokasi ASN ke Nusantara.
Sebagai pendukung infrastruktur fisik, Otorita IKN juga memastikan bahwa sumber air baku di IKN bisa memenuhi kebutuhan ASN yang akan pindah ke IKN.
Sumber air baku tersebut, yaitu Bendungan Sepaku Semoi dengan luas 800 - 900 Ha dan kapasitas tampungan 16 juta meter kubik sehingga mampu menyediakan air baku 2.500 liter/detik. Dari ketersediaan air baku, 1.500 liter/detik akan dialirkan ke IKN dan 1.000 liter/detik dialirkan ke Balikpapan.
Selain bendungan, juga telah disiapkan Intake Sepaku dengan instalasi pengolahan berkapasitas 300 liter/detik. Air yang mengalir IKN merupakan air yang dapat diminum.
Dalam rangka persiapan menuju Pemerintahan Daerah Khusus (Pemdasus), Otorita IKN menggandeng Jimly School of Law and Government (UGM) untuk merancang regulasi dan struktur Pemdasus secara komprehensif.
Bendungan Sepaku Semoi merupakan salah satu sumber air baku IKN dengan luas 800 - 900 Ha dan kapasitas tampungan 16 juta meter kubik sehingga mampu menyediakan air baku 2.500 liter/detik.Dampak pembangunan tidak hanya terlihat dari fisik kota, tetapi juga pada pengembangan masyarakat sekitar IKN. Salah satu contohnya adalah Otorita IKN yang mengadakan pelatihan bagi 1.000 siswa SMA dan SMK untuk menjadi content creator bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung.
Program ini bertujuan mendorong pemanfaatan ekonomi digital dan membuka peluang ekonomi bagi generasi muda di sekitar IKN. Tidak hanya itu, saat ini telah terselenggara kurang lebih 879 pengembangan kapasitas bagi masyarakat, mulai dari kaum ibu, sahabat difabel dan UMKM.
Dengan dimulainya tahap persiapan pembangunan kawasan legislatif dan yudikatif, IKN semakin memperkuat fondasinya sebagai pusat pemerintahan modern, inklusif, dan berkelanjutan.
Pembangunan ini tidak hanya menghadirkan infrastruktur yang layak, tetapi juga menciptakan ekosistem pemerintahan, sosial, dan ekonomi yang terintegrasi, memberikan manfaat nyata bagi ASN, pekerja konstruksi, dan masyarakat sekitar.