KOMPAS.com – Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan, pihaknya terus bertekad untuk mengakselerasi pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui berbagai langkah strategis.
“ Pengembangan kompetensi ASN merupakan upaya untuk menghadapi era disrupsi dan perkembangan teknologi digital yang kian masif. Sebab, persoalan ini tidak hanya berdampak pada sektor publik melainkan juga sektor private,” ujar Adi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/8/2022).
Sebagai langkah lebih lanjut, imbuh dia, LAN bersama Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) meluncurkan ASN Talent Academy yang merupakan platform virtual learning dalam rangka pengembangan kompetensi aparatur.
Pernyataan tersebut Adi sampaikan saat memberikan sambutan dalam kegiatan memorandum of understanding (MoU) Signing, kick off, dan web seminar (webinar) ASN Talent Academy "Membangun Kepemimpinan Milenial” yang diselenggarakan secara blended, di Auditorium Prof Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2022).
Adi menyatakan bahwa memberikan pelayanan publik yang berkualitas merupakan tantangan yang dijadikan tolok ukur keberhasilan negara.
Baca juga: Jabatan Pelayanan Publik Bakal Diisi PPPK, Bagaimana Nasib PNS?
“Hal ini juga ditambah dengan tuntutan masyarakat sebagai customer yang semakin kompleks. Mereka membutuhkan pelayanan publik yang mudah, cepat, sederhana, dan berbiaya murah,” tuturnya.
Lebih lanjut Adi menambahkan, berdasarkan laporan Badan Kepegawaian Negara (BKN), birokrasi di Indonesia juga menghadapi fase penuaan atau aging bureaucracy.
Adapun postur birokrasi terbanyak di Indonesia pada kelompok usia 51 - 60 tahun, sedangkan sisanya sekitar 40 persen ditempati oleh kalangan milenial.
Perbedaan kelompok usia tersebut, kata Adi, menjadi tantangan tersendiri bagi tubuh birokrasi untuk menyiapkan generasi mendatang, terutama kalangan milenial agar dapat menjalankan tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya.
“Berbagai tantangan tersebut perlu diimbangi dengan perubahan cara kerja dan cara pengembangan kompetensi,” ujarnya.
Baca juga: Proker Pemkot Palembang pada 2022, dari Restorasi Sungai Sekanak hingga Gerakan Sedekah ASN
Oleh karena itu, Adi optimistis bahwa ASN Talent Academy dapat menjembatani metode belajar yang lebih agile atau tangkas.
Tak hanya itu, ASN Talent Academy juga memberikan kesempatan bagi seluruh ASN di Indonesia untuk dapat belajar. Utamanya dalam meningkatkan kapasitas leadership atau kepemimpinan.
Dengan diluncurkannya ASN Talent Academy, Adi berharap, virtual learning ini dapat menjadi sebuah langkah yang mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul di dunia birokrasi.
Setiap ASN, kata dia, bisa menentukan kebutuhan pengembangan kompetensi yang relevan dengan pekerjaannya.
Tak hanya itu, ASN juga dapat mengembangkan kompetensi sesuai kebutuhan organisasi di masa mendatang. Mereka juga memiliki kesempatan dan pilihan yang lebih luas dalam melakukan pengembangan kompetensinya.
Baca juga: Kepala LAN Sebut Butuh Kolaborasi dan Sinergi untuk Atasi Permasalahan Latsar CPNS Papua
“Kerja sama LAN dan GNIK merupakan wujud best practices dengan kolaborasi antara public sector dan private sector dalam rangka pengembangan kompetensi aparatur,” jelas Adi.
Oleh karenanya, ia juga berharap, kerja sama tersebut dapat segera ditindaklanjuti dengan menyediakan akses pembelajaran-pembelajaran yang adaptif dan agile.
Menurut Adi, pengembangan kapasitas kepemimpinan perlu terus dikembangkan. Tidak hanya saat ingin menduduki jabatan pimpinan tinggi, tetapi juga saat menduduki jabatan fungsional.
“Saya juga menyadari seiring dengan dihapusnya jabatan struktural administrator dan pengawas, maka sistem kaderisasi kepemimpinan birokrasi juga harus berubah,” ucapnya.
Baca juga: Tantangan Jabatan Fungsional dalam Tubuh Birokrasi
Pada kesempatan yang sama, Chairman of Steering Committee GNIK Yunus Triyonggo memberikan apresiasi terhadap inovasi LAN dalam menumbuhkan bentuk pembelajaran yang sesuai dengan model kekinian bagi ASN di kalangan milenial.
Pada dasarnya, sebut dia, GNIK memberikan dukungan penuh untuk membangun Indonesia Maju 2045 melalui kapasitas kompetensi aparatur yang berkualitas.
“Tahun 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana 64 persen penduduknya memasuki usia produktif. Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah kami semua dalam rangka mengembangkan kompetensi generasi penerus ini,” jelas Yunus.
Baca juga: Bonus Demografi Tergerus Pandemi
Lebih lanjut, dia menjelaskan, GNIK merupakan organisasi nirlaba yang menghimpun 293 chief director atau direktur utama di seluruh Indonesia untuk berkomitmen memberikan kontribusi dalam kemajuan bangsa.
Sebagai informasi, dalam acara ditayangkan melalui kanal YouTube LAN ini dilanjutkan dengan webinar yang mendatangkan narasumber Vice Chairman of Advisory GNIK Herdy Rosadi Harman, dan Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN Muhammad Taufiq.