KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati bersama jajaranya meninjau pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Sorong, Papua Barat Daya. Peninjaun ini sekaligus untuk mengecek kesiapan Badan Usaha Penugasan dalam Program BBM Satu Harga 2024.
Pemantauan tersebut juga bertujuan untuk memastikan pasokan dan distribusi BBM di wilayah timur Indonesia terpenuhi, termasuk Papua.
“Kami ingin mengetahui kondisi terkini dari penyediaan dan pendistribusian BBM, terutama di Papua dan Maluku, yang memiliki tantangan tersendiri. Hingga saat ini, stok BBM di Papua Barat Daya dalam kondisi aman,” kata Erika dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (11/7/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Erika dalam kunjungannya ke Fuel Terminal Sorong, Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Rabu (10/7/2024).
Pada kesempatan itu, Erika juga membahas kemajuan program BBM Satu Harga yang telah berjalan sejak 2017.
Ia menekankan pentingnya bagi Badan Usaha Penugasan untuk terus memantau operasional dan keberlanjutan lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Apabila terjadi kendala, kami siap berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dan pusat. Tujuan utama kami adalah agar program BBM Satu Harga dapat berjalan sesuai rencana awal,” tutur Erika.
Baca juga: Alasan Pengendara Mobil Masih Pakai Pertalite: Harganya Lebih Terjangkau Dibanding BBM Lain
Senada dengan Erika, Anggota Komite BPH Migas Basuki Trikora Putra juga menyoroti tantangan Badan Usaha Penugasan dalam menyalurkan BBM di daerah timur Indonesia, termasuk kompleksitas rantai pasok penyediaan BBM kepada masyarakat.
“Kami perlu melakukan antisipasi dan persiapan jika terjadi kendala pasokan. Hal ini penting agar distribusi BBM tetap lancar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Papua dan Maluku,” ucapnya.
Dalam menjalankan tugasnya, BPH Migas berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pelayanan BBM dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu mitra penting adalah Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas).
Anggota Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra menjelaskan peran Hiswana Migas dalam kerja sama tersebut.
Baca juga: Dorong PT Pos untuk Kolaborasi, Erick Thohir: Jangan Jadi Dinosaurus yang Terlupakan
Ia berharap kolaborasi dan komunikasi antara Hiswana Migas, Badan Usaha Penugasan, khususnya PT Pertamina Patra Niaga (PPN), dan BPH Migas terus ditingkatkan.
“Apabila terjadi kendala di lembaga penyalur, kami meminta Hiswana Migas untuk segera menginformasikannya kepada Badan Usaha Penugasan di daerah masing-masing. Hal ini penting agar masalah dapat segera diatasi dan disampaikan ke pimpinan badan usaha di kantor pusat,” ucap Yapit.
Ia juga berharap Hiswana Migas dapat terus mendukung Badan Usaha Penugasan dan BPH Migas dalam mencapai konsumen pengguna BBM di wilayah 3T.