KOMPAS.com - Meskipun pencapaian program BBM Satu Harga di Papua telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, tantangan dalam pengembangan penyalur BBM di wilayah terpencil seperti Papua tidaklah mudah.
Keberagaman geografi yang memisahkan daerah-daerah dan kondisi infrastruktur yang minim menjadi hambatan besar dalam memastikan distribusi BBM tepat waktu dan tepat sasaran.
“Pembangunan penyalur BBM Satu Harga bukan hal yang mudah mengingat lokasi geografis dan ongkos angkut yang tinggi sehingga peruntukannya perlu dipastikan tepat sasaran,” ucap anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas) Yapit Sapta Putra dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Yapit dalam peresmian 10 penyalur BBM Satu Harga Klaster Papua di Terminal BBM PT Pertamina (Persero) Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, Rabu (18/12/2024).
Baca juga: Paslon Petahana Fakfak Didiskualifikasi, KPU Cabut Hak Kampanye
Menurutnya, pembangunan penyalur BBM Satu Harga membutuhkan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan program berjalan dengan sukses.
Oleh karena itu, Yapit mengapresiasi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga (PPN), pemerintah daerah (pemda), serta seluruh stakeholder terkait yang secara bersama-sama terus mengawal pelaksanaan program ini sehingga dapat terwujud sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan yang sama, Senior Manager Operation & Maintenance Papua Maluku PPN Riki Madyanto juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemda yang telah membantu kelancaran pembangunan penyalur BBM Satu Harga.
“Pemerintah daerah berperan penting mulai dari pengusulan lokasi penyalur BBM Satu Harga, pemilihan mitra penyalur yang direkomendasikan, hingga monitoring penyaluran BBM,” katanya.
Baca juga: Sudah 39,7 Juta KL, Pertamina Target Penyaluran BBM Subsidi 48,6 juta KL di Akhir 2024
Ke depan, lanjut Riki, Pertamina berharap dapat menemukan pola suplai yang lebih efisien agar program ini dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan terjangkau, menjangkau lebih banyak wilayah terpencil, serta memastikan kelancaran distribusi BBM di seluruh Indonesia.
Sebagai informasi, dalam peresmian tersebut juga dilakukan wawancara langsung secara virtual bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang meresmikan Penyalur BBM Satu Harga di Ambon.
Pada kesempatan tersebut, Bahlil menyatakan pentingnya menjaga pasokan BBM selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 di Kabupaten Fakfak.
“Kami berharap pasokan BBM di wilayah Papua tetap terjaga dengan baik agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya selama masa liburan,” katanya.
Baca juga: Berwisata dan Liburan, Tujuan Utama Masyarakat Saat Nataru
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Kadis PPKUKM) Kabupaten Bintuni, Eko Sukarman mewakili masyarakat Kabupaten Bintuni mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan program BBM Satu Harga.
Ia mengaku bahwa masyarakat di daerahnya kini bisa menikmati BBM dengan harga yang sama seperti di wilayah lain.
“Kami berterima kasih kepada Kementerian ESDM, BPH Migas, dan Pertamina atas adanya program BBM Satu Harga ini. Dengan adanya satu SPBU di Distrik Kaitaro, kami berharap bisa memperkecil disparitas harga BBM yang dapat dinikmati masyarakat di ibukota Kabupaten Bintuni dan masyarakat di distrik serta kampung,” sambungnya.
Baca juga: Mensos Pimpin Kerja Bakti di Banten, Perkuat Kesetiakawanan di Kampung
Dalam peresmian tersebut, juga hadir Sekretaris Ditjen Migas Kementerian ESDM Maompang Harapap, Asisten II Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Fakfak Arobi Hindom, serta sejumlah pihak terkait lainnya.