KOMPAS.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas) meresmikan sembilan lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga yang mewakili cluster Sumatera secara serentak.
Anggota Komite BPH Migas Harya Adityawarman mengatakan, latar belakang program BBM Satu Harga adalah ketimpangan harga BBM di beberapa daerah, terutama di Indonesia Bagian Timur.
Oleh karenanya, pemerintah sejak 2017 mencanangkan kebijakan BBM Satu Harga yang menjadi salah satu program Prioritas Nasional Presiden Joko Widodo.
Harya mengatakan, dampak positif dari kebijakan BBM Satu Harga telah dirasakan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Baca juga: Dukung Geliat Perekonomian Wilayah 3T, BPH Migas Dorong Putra Daerah Bangun Penyalur BBM Satu Harga
“Buah dari kebijakan ini tidak ada lagi disparitas harga BBM Subsidi antar wilayah di Indonesia,” ujarnya dalam acara peresmian yang dipusatkan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Krueng Raya Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Jumat (24/11/2023).
Pria yang akrab disapa Didit itu mengatakan, dengan adanya BBM Satu Harga akan ada ada penghematan pengeluaran BBM.
“Hal itu diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta memberikan dampak berganda terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat yang merata,” ujarnya dalam siaran pers.
Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menyampaikan, upaya mewujudkan harga BBM yang terjangkau ke pelosok negeri tidak mudah.
Baca juga: Resmikan 26 Penyalur BBM Satu Harga di Sorong, BPH Migas: Harga Sama Seperti di Jakarta
Implementasi program BBM Satu Harga perlu dikawal bersama agar bisa terealisasi dengan tepat waktu, tepat guna, dan tepat sasaran.
"Untuk sampai pada titik ini, mendistribusikan BBM sampai dengan pelosok negeri, tidak semata-mata mudah dan ditempuh dalam waktu yang tidak singkat,” ujarnya.
Abdul mengatakan, terdapat kerja-kerja kolektif, baik dengan pengusaha lokal, badan usaha penugasan, dan pemerintah daerah.
“Oleh karena itu, cita-cita nasional yang mulia untuk memastikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia harus terus kita kawal,” katanya.
Dia menilai, pengawalan itu tidak hanya sampai lembaga penyalur terbangun, tetapi memastikan penyalurannya yang harus tepat guna dan tempat manfaat bagi yang berhak.
Pada kesempatan itu, Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan mengapresiasi program BBM Satu Harga yang telah dijalankan pemerintah.
"Hari ini kami bersyukur dengan adanya tambahan dua lembaga penyalur BBM Satu Harga yang diresmikan di wilayah kami Aceh Tengah sehingga saat ini kami memiliki tiga lembaga penyalur BBM Satu Harga,” katanya.
Baca juga: Pantau Kinerja SPBU di Sorong, Kepala BPH Migas: Pelayanan Sudah Hati-hati, tapi Administrasi Kurang
Dia mengatakan, BBM Satu Harga mendorong roda perekonomian masyarakat semakin bergeliat.
“Mereka tidak lagi terbebani tambahan ongkos angkut karena masyarakat dapat dengan mudah mengakses energi langsung di wilayah mereka," ujarnya.
Sementara itu, Executive General Manager Regional Sumatera Bagian Utara PT Pertamina Patra Niaga Freddy Anwar optimistis target pembangunan lembaga penyalur yang telah ditetapkan sampai 2024.
“Sebagai badan usaha yang ditugaskan pemerintah, kami optimis untuk mencapai target 583 lembaga penyalur di tahun 2024,” katanya.
Freddy mengatakan, langkah pihaknya sudah tepat dan mengapresiasi BPH Migas dan pemerintah daerah dari awal perizinan dan operasional di lapangan sehingga sinergi tersebut harus ditingkatkan.
Untuk diketahui, sejak 2017 hingga kini, pemerintah telah membangun total 503 lembaga penyalur yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pada 2023 sudah terbangun 80 SPBU dari target 89 lokasi dan diharapkan sampai dengan akhir tahun target tersebut akan tercapai.
Baca juga: Perkuat Pengawasan Penyaluran BBM Subsidi, BPH Migas Jalin Kerja Sama dengan Berbagai Pihak
Pemerintah menargetkan dapat membangun total 583 SPBU sampai dengan tahun 2024.
Peresmian yang dipusatkan di Aceh Besar ini mewakili peresmian sembilan SPBU berlokasi di Bunguran Selatan (Natuna), Rusip Antara (Aceh Tengah), Woyla Timur (Aceh Barat), Linge (Aceh Tengah), Pining (Gayo Lues), Siberut Barat Daya (Kepulauan Mentawai), Batang Natal (Mandailing Natal), Pesisir Tengah (Pesisir Barat) dan Rantau Rasau (Tanjung Jabung Timur).