KOMPAS.com – Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas) M. Fanshurullah Asa meminta Pertamina menjaga ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas ( PLTMG) Maumere.
Permintaan Fanshurullah itu dilatarbelakangi masih terjadinya kekurangan pada sistem kelistrikan di Flores karena sistem transmisi yang belum terhubung seluruhnya (interkonneksi).
Interkoneksi itu membuat PLTMG Maumere belum dapat beroperasi secara optimal dengan kapasitas terpasangnya.
Baca juga: BPH Migas Pastikan Pasokan BBM, Listrik, hingga LPG Aman Selama Nataru
Saat ini, pembangkit tersebut hanya beroperasi sebesar 15MW pada beban puncaknya dengan konsumsi BBM sebesar 54 ton per hari.
Permintaan Kepala BPH Migas pun disanggupi Kepala TBBM Maumere Adi Rahman.
“Stok BBM tetap akan dijaga terutama untuk pasokan PLTMG Maumere,” ujar Adi dalam keterangan tertulis (27/12/2019).
Permintaan Kepala BPH Migas tersebut disampaikan saat Fanshurullah melakukan monitoring ke PLTMG Maumere, Selasa (24/12/2019) lalu usai melakukan inspeksi ke TBBM Maumere.
Sementara itu, kegiatan monitoring itu merupakan agenda Fanshurullah yang juga menjadi Ketua Posko Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru).
Kunjungan Kepala BPH Migas ke PLTMG itu turut didampingi Region Manager Retail Sales V PT Pertamina (Persero) Asep Wicaksono Hadi dan diterima Manajer Unit Pelaksana Pembangkitan Flores, Lambok Siregar.
Kunjungan monitoring bersama Pertamina tersebut dilakukan guna menjamin pasokan BBM ke PLTMG Maumere.
Baca juga: Pertamina Minta BPH Migas Atur Tata Cara Penjualan BBM di SPBU
“PLTMG Maumere merupakan Pembangkit listrik dengan kapasitas 4x10MW yang dapat menggunakan dua sumber bahan bakar yaitu solar dan GAS,” kata Lambok.
Namun, imbuh dia, karena storage LNG dan regas-nya belum tersedia maka sementara ini PLTMG Maumere menggunakan sumber bahan bakar berupa solar.
“Plan LNG baru akan mulai dibangun awal 2020. Perlu diketahui, Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dari solar sebesar Rp 2.800 per kWH dan ketika menggunakan LNG sebesar Rp 1.300 per kWH,” ujar Lambok.