Suami Positif Covid-19, Anak Terkena TB Paru dan Anemia, Ibu Ini Andalkan JKN-KIS

Kompas.com - 02/10/2020, 08:00 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ilustrasi rontgen. Shutterstock Ilustrasi rontgen.

KOMPAS.com – Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa ini mungkin tepat untuk menggambarkan kondisi Siti Maunah (28).

Pasalnya sejak tujuh bulan yang lalu, anaknya Aqila (1,5) menderita tuberkulosis (TB) paru dan anemia. Kemudian pada September, suaminya dinyatakan positif Covid-19.

Semua berawal ketika Aqila mengalami batuk selama lebih dari dua minggu, diikuti berat badan yang terus merosot sehingga wajahnya terlihat pucat dan gerakan tak segesit biasanya.

Melihat hal tersebut, Siti membawa Aqila berobat ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

“Di puskesmas disarankan tes mantoex. Tiga hari setelah tes diperiksa lagi dan hasilnya positif TB Paru. Akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johar Baru karena akan dirontgen,” kata Siti, saat diwawancarai Kompas.com melalui telepon, Selasa (29/9/2020).

Baca juga: Idap Beberapa Penyakit, Bapak Ini Rasakan Keuntungan Jadi Peserta JKN-KIS

Setelah dirujuk, dokter menyarankan Aqila menjalani pengobatan selama enam bulan. Namun karena setelah enam bulan virus penyebab TB paru masih ada, maka pengobatan kembali dilanjutkan.

“Tergantung parah atau enggaknya. Setelah pengobatan selama enam bulan dirontgen ulang, kalau virusnya masih ada pengobatan ditambah tiga bulan jadi sembilan bulan. Setelah itu dirontgen lagi. Kalau virusnya masih ada, tambah lagi jadi setahun,” kata Siti.

Sejak menjalani pengobatan, Aqila memang tak lagi mengalami batuk. Namun bersamaan dengan itu, diketahui pula bahwa Aqila menderita anemia.

Saat itu, hemoblobin (HB) Aqila berada pada angka 9. Setelah berobat selama dua bulan, HB Aqila turun lagi hingga 8,2. Akhirnya, Aqila pun menjalani pengobatan paru serta terapi sangobion untuk menambah darah dan menaikkan HB.

Baca juga: Penderita Diabetes Melitus Ini Berobat Gratis Berkat Jaminan BPJS Kesehatan

“Sudah berhenti batuk bukan berarti sembuh, karena kami kan enggak tahu. Pas berhenti batuk langsung dapet pengobatan alhamdulillah,” kata Siti.

Suami positif Covid-19

Seiring dengan proses pengobatan Aqila, Siti menyadari berat badan suaminya semakin turun. Maka dari itu, saat kontrol dengan dokter yang merawat Aqila, Siti menanyakan keadaan suaminya.

“Dokter menyuruh suami saya periksa paru, karena siapa tahu ada TB. Takutnya anaknya diobati, tapi bapaknya masih menulari,” kata Siti.

Akhirnya, lanjut Siti, suaminya mengikuti tes dahak dan swab. Pada tes swab pertama hasilnya negatif, yang kedua baru diketahui positif.

“Langsung dibawa ke Wisma Atlet dan sekeluarga di swab,” kata Siti.

Baca juga: Permudah Administrasi Klaim Covid-19, BPJS Kesehatan Kembangkan Dashboard Monitoring

Setelah sepuluh hari dirawat di Wisma Atlet, suami Siti pun dinyatakan sembuh. Namun, lagi-lagi ada hal yang menghadang, yakni soal kepastian pekerjaan.

“Sebelumnya freelance, lalu setelah pengobatan di Wisma Atlet dan isolasi mandiri di rumah selama satu minggu, kantornya tidak memberi kepastian apa boleh melanjutkan kerja atau tidak,” kata Siti.

Meski mengalami beberapa cobaan sekaligus, perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu mengaku tidak khawatir.

Untuk anaknya, ia justru merasa lega karena penyakit Aqila bisa diketahui lebih dini. Masalah biaya pun tidak menjadi momok karena sejak lahir, Aqila sudah didaftarkan menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) Kelas III.

Baca juga: Iuran BPJS Naik, Ini Prosedur Peserta Mandiri Menjadi PBI

Berdasarkan Panduan Layanan bagi Peserta JKN Kartu Indonesia Sehat (KIS), PBI JK merupakan program jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu.

Iuran peserta PBI JK dibayarkan pemerintah pusat melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), serta pemerintah daerah melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

“Dari awal enggak bayar sama sekali. Kalau enggak pakai JKN harus bayar banyak, mertua saya saja penyakitnya mirip dan sekali periksa tidak pakai JKN bayar Rp 700.000,” kata Siti.

Begitu pula dengan pengobatan suaminya. Siti mengaku, ia tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Sebab, swab test sudah ditanggung puskesmas dan isolasi ditanggung pemerintah.

Hal tersebut sesuai dengan tugas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai penjamin biaya atas wabah Covid-19.

Baca juga: BPJS Kesehatan Akan Dukung Pembentukan Data Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Dibalik itu semua, Siti bersyukur Aqila tidak susah diajak minum obat dan periksa ke dokter, serta suaminya dapat pulih dengan cepat.

Alhamdulillah enggak rewel, dia sudah tahu waktunya minum obat. Setiap kontrol juga selalu antusias karena suka naik turun tangga dan timbangan,” kata Siti.

Terkini Lainnya
BPJS Kesehatan Laporkan Kasus Kebocoran Data ke Bareskrim Polri
BPJS Kesehatan Laporkan Kasus Kebocoran Data ke Bareskrim Polri
BPJS Kesehatan
Tingkatkan Kualitas Layanan Faskes, BPJS Kesehatan Gandeng Kemenkes Kembangkan Telemedicine
Tingkatkan Kualitas Layanan Faskes, BPJS Kesehatan Gandeng Kemenkes Kembangkan Telemedicine
BPJS Kesehatan
Risiko Penyakit Kronik Degeneratif Lansia Tinggi, BPJS Kesehatan Pastikan Kebutuhan Dasar Peserta Terpenuhi
Risiko Penyakit Kronik Degeneratif Lansia Tinggi, BPJS Kesehatan Pastikan Kebutuhan Dasar Peserta Terpenuhi
BPJS Kesehatan
Ciptakan Aplikasi Moniks, BPJS Kesehatan Diganjar Penghargaan ASSA Recognition Award
Ciptakan Aplikasi Moniks, BPJS Kesehatan Diganjar Penghargaan ASSA Recognition Award
BPJS Kesehatan
Kembangkan Inovasi Digital, BPJS Kesehatan Gelar Kompetisi BPJS Visualthon 2020
Kembangkan Inovasi Digital, BPJS Kesehatan Gelar Kompetisi BPJS Visualthon 2020
BPJS Kesehatan
Survei: Tingkat Kepuasan Peserta JKN-KIS Meningkat dari Tahun ke Tahun
Survei: Tingkat Kepuasan Peserta JKN-KIS Meningkat dari Tahun ke Tahun
BPJS Kesehatan
Mantapkan Fungsi Organisasi, Korpri Diharapkan Jadi Role Model Penerapan Protokol Kesehatan
Mantapkan Fungsi Organisasi, Korpri Diharapkan Jadi Role Model Penerapan Protokol Kesehatan
BPJS Kesehatan
Layanan Digital Jadi Favorit, BPJS Kesehatan Sudah Kembangkan Sistem Antre Daring di 2.028 RS
Layanan Digital Jadi Favorit, BPJS Kesehatan Sudah Kembangkan Sistem Antre Daring di 2.028 RS
BPJS Kesehatan
Tak Perlu Cemas, Cek Status BPJS Kesehatan Cukup Via Pandawa
Tak Perlu Cemas, Cek Status BPJS Kesehatan Cukup Via Pandawa
BPJS Kesehatan
Berbagai Upaya BPJS Kesehatan Dukung Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19
Berbagai Upaya BPJS Kesehatan Dukung Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19
BPJS Kesehatan
Berkat Mobile JKN, Ibu Rumah Tangga Ini Mudah Akses Layanan Kesehatan
Berkat Mobile JKN, Ibu Rumah Tangga Ini Mudah Akses Layanan Kesehatan
BPJS Kesehatan
Di Rumah Saja, Peserta JKN-KIS Bisa Dapatkan Layanan Konsultasi Online dari Faskes
Di Rumah Saja, Peserta JKN-KIS Bisa Dapatkan Layanan Konsultasi Online dari Faskes
BPJS Kesehatan
Punya Peran Krusial di JKN-KIS, Mitra Industri Keuangan Diapresiasi BPJS Kesehatan
Punya Peran Krusial di JKN-KIS, Mitra Industri Keuangan Diapresiasi BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan
Tetap Beri Pelayanan Maksimal di Masa Covid-19, BPJS Kesehatan Cabang Bogor Berinovasi
Tetap Beri Pelayanan Maksimal di Masa Covid-19, BPJS Kesehatan Cabang Bogor Berinovasi
BPJS Kesehatan
Berkat E-Dabu, Perusahaan Dapat Daftarkan Pekerja Tanpa Perlu ke Kantor BPJS
Berkat E-Dabu, Perusahaan Dapat Daftarkan Pekerja Tanpa Perlu ke Kantor BPJS
BPJS Kesehatan
Bagikan artikel ini melalui
Oke