KOMPAS.com – Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi (Migas) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK) Migas mengungkapkan pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan gas bumi dan menaikkan surplus gas, khususnya di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng).
Komite BPH Migas Wahyudi Anas mengatakan, dukungan itu diperlukan karena wilayah kerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) telah menghasilan sekitar 560 million standard cubic feet per day (mmscfd) gas bumi. Angka ini adalah 10 persen dari produksi gas bumi nasional.
“Produksi gas bumi yang surplus ini dapat mendukung ketersediaan energi di kawasan industri ekonomi, khususnya di wilayah Jatim dan Jateng,” ungkap Wahyudi dalam keterangan persnya, Rabu (31/8/2022).
Hal itu disampaikan Wahyudi Anas pada saat menghadiri penutupan Gas Expo 2022 di Surabaya, Selasa (30/8/2022).
Baca juga: Lewat Gas Expo 2022, BPH Migas dan SKK Migas Optimalkan Pemanfaatan Gas Bumi Nasional
Wahyudi mengatakan, di provinsi Jatim dan Jateng sudah terpasang beberapa pipa transmisi gas bumi dengan kapasitas yang sangat besar.
Hal itu, kata dia, memudahkan dalam pengembangan jaringan pipa-pipa distribusi gas bumi yang terintegrasi dan terstruktur untuk menarik investor baru di sektor industri yang membutuhkan.
“Semua hal yang sudah terencana dengan baik ini tentunya membutuhkan dukungan dari semua pihak, salah satunya adalah kemudahan perizinan dalam pengembangan wilayah baru tersebut,” jelas Wahyudi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengaku optimis kebutuhan gas industri di Jatim bakal terpenuhi setelah sejumlah sumur gas bisa berproduksi tahun ini.
Ia mengatakan, kebutuhan energi gas bagi industri dan rumah tangga di Jatim terus bertumbuh.
Baca juga: PIS Gelar Rakor Nasional dengan SKK Migas, Dukung Target Lifting Minyak Mentah Tercapai 100 Persen
"Salah satu perusahaan yang membutuhkan energi gas cukup besar seperti industri kaca dan smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated and Ports Estate (JIIPE) Gresik,” jelas Emil Dardak.
Lebih lanjut, Emil Dardak mengatakan, saat ini sarana untuk pendistribusian gas di Jatim sudah tersedia. Sarana tersebut seperti jaringan pipa yang belum sepenuhnya tersambung antar kota dan kabupaten, serta daerah kawasan industri yang tersebar di Jatim.
“Selain itu, distribusi gas bumi dengan compressed natural gas ( CNG) trucking juga dapat dikembangkan secara masif untuk penyediaan gas bumi di beberapa kawasan industri,” ujarnya.
Baca juga: Memosisikan Gas Bumi Sebagai Jembatan Transisi Energi, Apa Saja Pekerjaan Rumah yang Harus Dihadapi?
Untuk diketahui, KKKS Jabanusa mempunyai potensi menghasilkan gas sebesar 500 mmscfd akan dihasilkan. Potensi inir berasal dari beberapa proyek gas yang akan onstream sehingga diharapkan memberi tambahan produksi gas bumi sekitar 500 mmscfd.
Adapun proyek tersebut adalah Jambaran Tiung Biru dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC) yang akan memproduksi gas sekitar 192 mmscfd. Lalu Husky CNOOC Madura Limited (HCML) dengan sumur minimum descent altitude atau minimum descent height (MDA/MDH) sekitar 120 mmscfd.
Kemudian MAC sebanyak 50 mmscfd, Medco Energi dengan lapangan Paus Baru sebanyak 30 mmscfd, dan Sumur RBG yang dikelola oleh TIS Petroleum sebanyak 15 mmscfd.
Kris Energy dengan lapangan Lengo sebanyak 70 mmscfd, Sumur Eksplorasi ENC yang dikelola oleh EML sebanyak 30 mmscfd, lapangan Bukit Panjang yang dikelola Proyek Petronas Carigali Ketapang 2 Limited (PCK2L) sebanyak 50 mmscfd, serta beberapa proyek gas lainnya.
Baca juga: BPH Migas: Menaikkan Harga Pertalite Pilihan Sulit, dan Harus Dipertimbangkan dengan Tepat
Pada kesempatan yang sama Komite BPH Migas Wahyudi Anas mengatakan, Gas Expo 2022, bisa terselenggara berkat koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi maupun kota atau kabupaten di Jatim dan Jateng bersama dengan seluruh badan usaha di sektor hulu dan hilir penyedia gas bumi.
“Agenda ini (Gas Expo 2022) masuk dalam pengembangan infrastruktur gas bumi di kawasan-kawasan industri ekonomi khusus sampai dengan pembangunan jaringan gas kota yang terdapat komersial lain yang juga sangat membutuhkan energi gas bumi yang cukup besar,” ujar Wahyudi.
Wahyudi berharap dengan bertemunya semua pihak pada Gas Expo 2022 dapat mewujudkan sinkronisasi antara usaha bisnis hulu dan hilir gas bumi.
Dengan demikian dapat mewujudkan jalinan komunikasi dan kesepakatan ntara pemasok dan pengguna gas bumi, serta terinformasikannya potensi supply dan demand gas bumi yang berkelanjutan.
“Pertemuan ini membuat peluang bisnis yang tercipta dapat direalisasikan, sehingga peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri dapat tercapai,” katanya.