KOMPAS.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginstruksikan PT Pertamina (Persero) untuk segera mencatat penjualan Jenis BBM Tertentu (JBT) melalui Digitalisasi Nozel.
Permintaan Menteri ESDM tersebut dituangkan Melalui Surat Nomor 2548/10/MEM.S/2018 tanggal 22 Maret 2018.
Digitalisasi Nozel merupakan program sinergi BUMN dalam meningkatkan pengawasan BBM bersubsidi (minyak solar) dan BBM penugasan (premium) melalui pencatatan elektronik.
Pencatatan elektronik itu diperlukan karena dapat mengidentifikasi penggunaan dan penyaluran di titik serah penyalur (ujung nozel) oleh badan usaha pelaksana.
Baca juga: Digitalisasi Nozzle, Data SPBU Se-Indonesia Terpantau Secara Real Time
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, JBT merupakan komoditas yang disubsidi sehingga akuntabilitas dan penyalurannya harus dikontrol.
Penerapan Digitalisasi Nozel sendiri diatur dalam Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Nomor 06 Tahun 2013 tentang Penggunaan Teknologi Informasi dalam penyaluran BBM.
Sebagai tidak lanjut surat Menteri ESDM, PT Pertamina dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menandatangani kerja sama program Digitalisasi Nozel, Jumat (31/8/2018) lalu.
Guna mengawasi penerapan Digitalisasi Nozel, Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa bersama VP Fuel Sales PT Pertamina, Manager Tim Digitalisasi, Dwi Ari Puja, beserta tim dan perwakilan PT Telkom Indonesia, Dwi Doso, mengecek empat SPBU di Jakarta.
Baca juga: Awasi BBM Subsidi, Nozzle di SPBU Akan Terkoneksi ke Kemenkeu dan BPH Migas
Keempatnya yakni SPBU 34- 129902 Jalan Gatot Subroto, Kuningan, SPBU 34- 12804 Jalan Prof Dr Soepomo Tebet, Jakarta Selatan, SPBU 34- 12503 Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan SPBU 34- 12507 Jalan Raya Cilandak KKO, Pasar Minggu.
Hasilnya, diketahui transaksi pembelian BBM dan Status Automatic Tank Gauge (ATG) sudah aktif dan terkoneksi dengan server SPBU.
Namun, pencatatan nomor polisi kendaraan untuk pembelian solar subsidi baru bisa dicatat melalui mesin EDC dan belum terkoneksi dengan server SPBU.
“Kami meminta sistem identifikasi konsumen dan volume pembelian pada Digitalisasi Nozel SPBU,” kata Fanshurullah, dalam keterangan tertulisnya (16/12/2019).
Baca juga: Pertamina Targetkan Digitalisasi Nozzle Rampung Awal 2019
Ia melanjutkan, nantinya bila dilakukan pembatasan pembelian solar harian, kendaraan yang melakukan pembelian di atas batas tidak bisa dilayani karena sistem nozel otomatis terkunci.
Berdasarkan rilis BPH Migas, Sabtu (14/12/2019), Kepala BPH Migas menyatakan, hingga Kamis (12/12/2019) sudah terealisasi 2.539 dari target 5.518 Digitalisasi Nozel.
“Kami harap sisa target tersebut dapat segera terealisasi,” kata Fanshurullah.
Sama seperti hasil pengecekan, 2.539 Digitalisasi Nozel tersebut belum dapat mencatat nomor polisi kendaraan sehingga keluaran yang dihasilkan belum dapat dijadikan perangkat untuk pengawasan dan pengendalian BBM bersubsidi.