Di Usia ke-62, BATAN Diharapkan Terus Berkarya dan Berinovasi di Bidang Teknologi Nuklir

Kompas.com - 08/12/2020, 12:27 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S Brodjonegoro dalam sambutannya pada acara Gelar Teknologi BATAN 2020 secara daring, Senin (07/12/2020).
DOK. Humas BATAN Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S Brodjonegoro dalam sambutannya pada acara Gelar Teknologi BATAN 2020 secara daring, Senin (07/12/2020).

KOMPAS.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro berharap, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terus berkarya dan berinovasi di bidang teknologi nuklir untuk peningkatan kesejahteraan.

“Di usia yang ke-62 tahun ini, seluruh peneliti, perekayasa, dan pegawai BATAN diharapkan terus bersemangat dalam meningkatkan kesejahteraan,” ujar Bambang.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam sambutannya pada acara Gelar Teknologi BATAN 2020 secara daring, Senin (07/12/2020).

Bambang menjelaskan, seluruh kegiatan riset dan inovasi sudah semestinya mampu menjawab tantangan kebutuhan masyarakat.

Baca juga: 5 Target Produk Radioisotop Kesehatan dari Batan, Apa saja?

“Terutama terhadap kebutuhan pangan, kesehatan, energi, dan lingkungan yang bersih,” katanya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (08/12/2020).

Sebab, kata Bambang, upaya pemenuhan kebutuhan rakyat merupakan tujuan utama pembangunan Nasional.

“Untuk itulah, seluruh jajaran pemerintah harus hadir untuk membantu rakyat sesuai dengan tugas dan fungsinya,” ujarnya.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, hingga saat ini, BATAN telah banyak menghasilkan produk teknologi nuklir yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

Baca juga: Kenapa Batan Utamakan Produksi Radioisotop dari Radioaktif untuk Kesehatan?

Meski demikian, lanjut dia, masih diperlukan upaya keras agar teknologi tersebut dapat diaplikasikan secara masif dan memberi manfaat yang lebih besar kepada masyarakat.

Maka dari itu, Kemenristek BRIN akan meningkatkan kolaborasi dan sinergitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta memperkuat kerja sama dengan beberapa pihak terkait.

Pihak tersebut seperti industri dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hingga swasta.

“Dengan begitu, hasil riset dan inovasi dapat di hilirisasi kepada masyarakat,” imbuh Bambang.

Baca juga: Menristek/BRIN Pastikan Kompleks Batan Indah Sudah Bebas dari Paparan Zat Radioaktif

Memasuki usia ke-62 tahun, BATAN sendiri terus memacu penguasaan teknologi nuklir untuk meningkatkan kontribusi dalam mendukung keberhasilan pembangunan Nasional.

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV dan Rencana Strategis BATAN periode 2020-2024, program riset dan inovasi teknologi nuklir didorong untuk lebih berkontribusi dalam prioritas pembangunan Nasional.

Hal ini terutama dalam meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan, pertanian dan pangan, industri, lingkungan, material maju, dan energi.

Mandat sebagai koordinator di 3 PRN

Pada kesempatan yang sama, Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan mengatakan, pada periode 2020-2024, BATAN mendapat mandat dari pemerintah sebagai koordinator di tiga Prioritas Riset Nasional (PRN).

“Tiga PRN tersebut adalah, sistem pemantau radiasi lingkungan untuk keselamatan dan keamanan (SPRKK),” ujar Anhar.

PRN Kedua, lanjut dia, Radioisotop dan Radiofarmaka. Sementara yang ketiga, penyiapan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Baca juga: Batan Targetkan Pengembangan Sistem Pemantauan Zat Radioaktif Rampung 2022

“Selain itu, BATAN juga mendapat tugas untuk meneruskan penciptaan varietas unggul tanaman pangan,” kata Anhar.

Kemudian, tambah dia, meningkatkan kualitas National Science Techno Park yang ada di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, serta pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Rencana BATAN untuk Program PRN

Terkait program PRN, Anhar menjelaskan, untuk pembangunan PLTN akan difokuskan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

“Selain kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar, kegiatan studi kelayakan ini juga dilaksanakan melalui kolaborasi dengan berbagai lembaga,” katanya.

Lembaga tersebut, diantaranya Universitas Tanjungpura, PT. Indonesia Power, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Adapun pra studi kelayakan yang telah dilakukan adalah dengan PT Indonesia Power.

“Sedangkan untuk program PRN SPRKK telah dilaksanakan dengan melibatkan lembaga-lembaga lain,” ujar Anhar.

Baca juga: Proses Clean Up di Batan Indah Selesai, Sisa Satu Langkah Lagi

Lembaga ini meliputi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Kementerian Pertahanan (Kemhan), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan PT Len Industri (Persero).

“Tujuan dari program ini adalah menghasilkan sistem pemantau berbasis radiasi untuk mendeteksi pergerakan atau lalu lintas bahan radioaktif dan nuklir yang melewati pintu masuk wilayah Indonesia secara terintegrasi,” jelas Anhar.

Sistem ini, kata dia, nantinya akan dioperasikan oleh Bapeten. Pada akhir tahun ini telah dihasilkan prototipe alfa Relational Database Management System (RDMS).

“Untuk program PRN Radioisotop dan Radiofarmaka menargetkan lima prototipe hingga 2024. Salah satu prototipe alfa yang dihasilkan tahun ini adalah generator Tc-99m dari proses non fiksi,” tegas Anhar.

Capaian yang diraih BATAN

Memasuki usia ke-62 tahun, Anhar turut menjelaskan berbagai capaian yang diraih BATAN, baik dari aspek kelembagaan maupun terkait dengan riset dan inovasi teknologi.

“Tahun 2020 ini untuk yang ke-11 kalinya predikat Wajar Pengecualian (WTP) berhasil diraih BATAN,” terang Anhar.

Hal ini, kata dia, menunjukkan terus adanya konsistensi dalam pelaksanaan tertib administrasi dan pembelanjaan anggaran.

Tak hanya itu, BATAN juga berhasil mempertahankan predikat lembaga informatif pada Anugerah Keterbukaan Informasi Publik pada 2020.

Baca juga: Ada Temuan Radioaktif Lagi di Perumahan Batan Indah Tangsel

"Hal tersebut menunjukkan, bahwa BATAN telah mengimplementasikan amanat Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik (KIP),” jelas Anhar.

Sementara itu, lanjut dia, di bidang layanan publik, BATAN mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) pada ajang kompetisi Sistem Inovasi Layanan Publik (Sinovik).

“Perbaikan layanan publik BATAN juga ditandai dengan masuknya layanan Internet Reactor Laboratory Kartini dan layanan produk Samarium-153 EDTM dalam Top 99 ajang kompetisi Sinovik yang diselenggarakan Kemenpan-RB,” paparnya.

Bahkan, tambah Anhar, layanan produk Samarium-153 yang diberi nama SUNTIK masuk ke dalam Top 45.

Baca juga: Pegawai Batan Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Kepemilikan Zat Radioaktif

Lebih lanjut Anhar mengatakan, terkait dengan program reformasi birokrasi dalam mewujudkan good governance dan clean government pada 2020, BATAN kembali mengusulkan beberapa unit kerjanya.

Dari dua unit kerja untuk memperoleh predikat Wilayah Bersih Bebas Melayani (WBBM) dan tujuh unit kerja untuk meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

“Semoga ada hasil yang baik, sehingga akan menambah capaian kami satu unit kerja dengan predikat WBBM dan tiga unit kerja dengan predikat WBK,” harapnya.

Dalam hal penanganan bahan nuklir dan zat radioaktif, Anhar menjelaskan, BATAN senantiasa memprioritaskan pada 3S yakni safety, security, dan safeguard.

Baca juga: Kenapa Batan Utamakan Produksi Radioisotop dari Radioaktif untuk Kesehatan?

“BATAN pun berhasil meraih penghargaan pada ajang Anugerah BAPETEN 2020, sebagai pengelola fasilitas nuklir, sumber radioaktif dan bahan nuklir, serta delapan unit kerja BATAN,” ujarnya.

Delapan unit tersebut adalah, Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA), Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN), dan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN).

Kemudian, ada Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) dan Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) menerima anugerah dari BAPETEN dengan 13 kategori.

Baca juga: Ini Hasil Penggeledahan Rumah Warga di Batan Indah Terkait Radiasi Nuklir

Penghargaan di tingkat internasional

Tak hanya Nasional, Anhar mengungkapkan, di tingkat internasional BATAN berhasil memperpanjang penetapan sebagai Collaborating Centre (CC) dalam bidang Non-Destructive Investigation (NDI) oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).

“Sebagai IAEA-CC, Indonesia sudah berhasil membantu Negara-negara di kawasan regional Asia dan Asia-Afrika untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir,” imbuh Anhar.

Hal ini, kata dia, sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama Selatan-Selatan di bawah koordinasi IAEA.

“Pada tahun ini juga, BATAN memperoleh Achievement 2020 Excellent Research Team of The Year dari Forum for Nuclear Cooperation in Asia untuk kelompok Radiation Processing and Polymer Modification for Agriculture, Environment and Medical Application,” ucapnya.

Baca juga: Batan Bakal Bor Lahan Kosong Terpapar Radiasi Nuklir di Batan Indah

Dalam bidang pertanian ini, Anhar mengatakan, beberapa varietas unggul BATAN telah mendapat izin pelepasan dari Kementerian Pertanian (Kementan).

“Terdapat tiga varietas padi melalui teknik mutasi radiasi. Pertama, varietas Lampai Sirandah yang merupakan kerja sama dengan Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat (Sumbar),” imbuhnya.

Kedua dan ketiga, lanjut Anhar, adalah varietas padi aromatik Sinar -1, serta Sinar -2.

“Selain itu, masih ada empat varietas yang telah direkomendasikan oleh Kementan dan akan diperoleh sertifikasi pada 2021,” jelasnya.

Baca juga: Selidiki Temuan Radioaktif, Polisi Geledah Rumah di Batan Indah

Varietas tersebut diantaranya, Dayang Muratan1 dan Dayang Muratan 2 yang merupakan mutasi dari varietas padi lokal Kabupaten Musi Rawas Dayang Rindu.

“Lalu, varietas padi Payo yang merupakan kerja sama dengan Kabupaten Kerinci di Sumatera Barat, dan varietas Isora yang merupakan mutasi radiasi silangan padi Koshihikari dan IR-64,” ucap Anhar.

Untuk kedelai, kata dia, BATAN berhasil menciptakan varietas kedelai berumur genjah Sugenta 1 dan 2. Varietas ini sudah direkomendasikan oleh Kementan sebagai varietas unggul yang memiliki sifat genjah.

Anhar berharap, atas beberapa capaian yang telah diraih tersebut, tidak menjadikan BATAN cepat berpuas diri.

Baca juga: Penyegelan Rumah di Batan Indah Dipastikan Berkait Penemuan Sumber Radiasi Nuklir

“Segala capaian seharusnya tidak membuat kami berpuas diri karena memang sesungguhnya masih banyak perbaikan, pengembangan dan peningkatan yang harus kami lakukan,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Anhar, dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-62, pihaknya akan gaungkan semangat agar terus berkarya dan meningkatkan peran teknologi nuklir untuk kesejahteraan rakyat.

“Semangat kolaborasi antar seluruh personil, seluruh unit kerja harus terus kami pupuk,” harapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke