Berusia 61 Tahun, Ini Capaian Batan untuk Indonesia

Kompas.com - 11/12/2019, 16:23 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Antariksawan saat menyampaikan program Batan pada kurun waktu 2020-2024 di acara internalisasi Rencana Strategis (Renstra) Batan kepada seluruh pegawai di Gedung Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Selasa (10/12/2019).Dok. Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Antariksawan saat menyampaikan program Batan pada kurun waktu 2020-2024 di acara internalisasi Rencana Strategis (Renstra) Batan kepada seluruh pegawai di Gedung Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Selasa (10/12/2019).

KOMPAS.com - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan menjelaskan, pada usia ke-61 tahun Batan telah menghasilkan berbagai produk litbang di bidang pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan.

Menurutnya, salah satu tonggak penting perjalanan sejarah Batan adalah terbangunnya tiga reaktor riset, yakni Reaktor Triga Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor Serba Guna GA Siwabessy di Serpong.

Dengan tiga reaktor itu, Anhar mengaku, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memproduksi radioisotop yang sangat diperlukan di bidang kesehatan.

Potensi ini akan menjadi salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap radioisotop impor.

Baca juga: Batan Kuasai Teknologi Pendeteksi Polutan Udara Berukuran Mikrometer

"Kita sekarang baru bisa subsitusi produk radioisotop 6 persen dari produk impor. Lima tahun ke depan kita harus bisa membalikkan dengan 96 persen harus diproduksi dari dalam negeri," ujar Anhar, seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/12/2019).

Untuk itulah, Anhar mengaku perlu meningkatkan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, khususnya yang terkait dengan produksi radioisotop dan radiofarmaka.

Dengan begitu, kata dia, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan radioisotop baik di dalam negeri dan mampu berkontribusi di tingkat regional.

Meski hanya 6 persen, Batan telah telah menghasilkan beberapa produk radioisotop dan radiofarmaka di bidang kesehatan dan telah memperoleh izin edar serta digunakan di berbagai rumah sakit.

Baca juga: Kementan Gandeng LIPI dan Batan Kembangkan Teknologi Pertanian

Adapun dalam bidang pertanian, Anhar Riza Antariksawan mengatakan, Litbang Iptek Nuklir Batan juga telah menghasilkan puluhan varietas unggul tanaman pangan, padi, kedelai, kacang tanah, sorgum, dan lainnya.

"Satu varietas tanaman pisang unggul kami temukan, 5 varietas padi kita peroleh, 2 varietas kedelai yang tahan di lahan kering, dan 1 varietas kacang tanah," ucap Anhar.

Anhar sendiri mengatakan itu saat menyampaikan program Batan pada kurun waktu 2020-2024 di acara internalisasi Rencana Strategis (Renstra) Batan kepada semua pegawai di Gedung Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Selasa (10/12/2019).

Lebih lanjut, Anhar mengatakan, keberhasilan Batan tersebut tentu harus dipertahankan dan ditingkatkan pada periode mendatang.

Baca juga: Batan: Soal Rencana Pendirian PLTN, Tinggal Komitmen Pemerintah

Anhar menyadari akan ada perubahan yang sangat cepat pada era yang akan datang dan juga persaingan ketat baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Untuk itulah, diperlukan tekad kuat untuk terus membumikan nuklir. Nuklir untuk Indonesia yang berdaya saing dan sejahtera," kata dia.

Visi Batan

Untuk mencapai hal itu, Anhar mengatakan, Batan mempunyai dua misi.
Pertama, menghadirkan iptek nuklir yang unggul secara kompetitif untuk meningkatkan kapasitas iptek dan memperkuat landasan sosio ekonomi nasional.

Kedua, mewujudkan sistem manajemen yang efektif, efisien, kuntabel, dan melayani sebagai implementasi dari reformasi birokrasi secara berkelanjutan untuk Indonesia yang berdaya saing.

Di kesempatan yang sama, Anhar menjelaskan, pada periode 2020 - 2024, Batan mendapat penugasan berupa program yang dikemas dalam prioritas riset nasional (PRN).

"Batan menjadi koordinator di tiga bidang PRN, energi khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), pembangunan sistem pemantauan radiasi lingkungan, dan bidang radioisotop serta radiofarmaka," tuturnya.

Baca juga: Cari Penyebab Stunting, Batan Uji Mikro Nutrisi dan Lingkungan NTT

Ketiga penugasan tersebut tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung sistem manajemen dan dukungan sumber daya manusia yang handal.

Selain itu, diperlukan juga inovasi baik produk yang dihasilkan maupun dari cara melakukan penelitiannya.

"Harapannya, Batan semakin inovatif sehingga manfaat produk litbangnya dapat dirasakan masyarakat, sehingga pada akhirnya akan berkontribusi untuk mewujudkan Indonesia yang berdaya saing dan sejahtera," harapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke