Dukung Pembangunan SDM, Perpusnas Resmikan Nagekeo Jadi Kabupaten Literasi

Kompas.com - 02/10/2019, 16:48 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando (dari kanan ketiga) didampingi Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi Bupati (sebelah kanan), Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do (sebelah Wagub), dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat (paling kanan) menabuh gendang untuk meresmikan Nagekeo sebagai kabupaten literasi di Lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo, NTT, pada Senin (30/9/2029).dok. Perpusnas Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando (dari kanan ketiga) didampingi Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi Bupati (sebelah kanan), Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do (sebelah Wagub), dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat (paling kanan) menabuh gendang untuk meresmikan Nagekeo sebagai kabupaten literasi di Lapangan Berdikari, Mbay, Nagekeo, NTT, pada Senin (30/9/2029).


KOMPAS.com - Perpustakaan Nasional ( Perpusnas) meresmikan Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai kabupaten literasi.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Kabupaten Nagekeo untuk membangun sumber daya manusia ( SDM) melalui literasi.

“Kewajiban Perpusnas mendukung penuh keinginan Bapak Bupati, sekaligus sejalan dengan keinginan dari Pemerintah Pusat terkait program ‘SDM unggul, Indonesia Maju’,” ujar Syarif lewat rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (2/10/2019).

Adapun peresmian tersebut dilakukan bertepatan dengan diselenggarakannya Festival Literasi Nagekeo 2019 yang berlangsung pada 27 hingga 30 September 2019 lalu.

Baca juga: Tarian Kolosal Sedamane Meriahkan Festival Literasi Nagekeo

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi yang hadir pada saat itu menyampaikan apresiasinya terkait acara yang diprakarsai Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do.

Josef mengatakan, dengan diselenggarakannya festival tersebut misinya bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat dalam meningkatkan kualitas SDM dapat terpenuhi.

“Literasi artinya kami membuat perpustakaan di masing-masing desa supaya seluruh masyarakat bisa membaca,” kata Josef.

Mengenang kebudayaan yang telah hilang

Selain mengukuhkan Nakegeo sebagai kabupaten literasi, Yohanes mengungkapkan, lewat festival tersebut kebudayaan daerahnya bisa terangkat kembali.

Baca juga: Nagekeo Tuan Rumah Festival Literasi Tingkat Provinsi NTT

Salah satunya, kerajinan tembikar Esu Kose yang telah hilang selama 40 tahun.

“Esu Kose ini merupakan simbol. Tembikar ini yang mewakili keterampilan dan kebudayaan ini kami bangkitkan kembali, dalam sebuah gebrakan massa,” ungkap Don.

Pada malam puncak festival, sebanyak 1.000 wanita dari Komunitas Adat Ndora dan Kecamatan Nangaroro menggelar Parade Esu Kose.

“Ini sebuah kebangkitan dari masyarakat Nagekeo. Saya harap tahun depan, festival literasi ini akan menampilkan juga kreasi-kreasi masyarakat yang sudah lama tinggalkan,” harap Bupati Don.

Baca juga: Nagekeo, Kabupaten Termuda Ini Gelar Festival Literasi Nagekeo 2019!

Hal senada diungkapkan Josef. Ia mengatakan, festival yang melibatkan kekayaan budaya merupakan bentuk penghormatan kepada Allah (Tuhan), alam, dan leluhur.

“Bapak, ibu, mengenakan pakaian adat bukan hanya kerajinan tangan nenek moyang, tapi juga kekayaan intelektual leluhur kita," tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Syarif Bando juga menyerahkan tiga mobil perpustakaan keliling kepada Wagub Yosef.

Adapun fasilitas tersebut akan ditempatkan di provinsi NTT, Kabupaten Nagekeo, dan Kabupaten Sabu Raijua. ( PERPUSNAS/Hanna Meinita/Agus Joko)

Terkini Lainnya
Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan
Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan
Perpustakaan dan Kepustakawanan
Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0
Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0
Perpustakaan dan Kepustakawanan
Bagikan artikel ini melalui
Oke