DIY Tembus Juara Pustakawan Berpretasi Terbaik Nasional 2019

Kompas.com - 18/08/2019, 12:55 WIB
Sri Noviyanti

Editor

KOMPAS.com - Setelah melalui serangkaian tes kognitif, wawancara, dan presentasi, pustakawan asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Arda Putri Winata, terpilih sebagai pustakawan terbaik Nasional 2019.

Penghargaan diberikan langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakan Perpustakan Nasional, Woro Titi Haryanti, Sabtu (17/8/2019).

Putri berhasil membawa hadiah uang prestasi senilai Rp 20 juta. Wanita mungil itu bahkan berhasil mengungguli Novita Dwi Anayati, pustakawan asal Jawa Timur, dan Dian Arya Susanti, pustakawan asal Jawa Barat, yang mendapat predikat dua dan tiga terbaik.

Dalam kesempatan tersebut, Woro Titi, mengatakan era saat ini sulit ditebak. Pengetahuan berkembang sangat cepat.

Di tengah kondisi seperti itu, perpustakaan lah yang mampu menghubungkan antara kemajuan peradaban dengan masyarakat.

Nah, agar tetap relevan dengan masa depan, ia menginbau perpustakan harus bertransformasi.

"Diperlukan perpustakan yang inklusi. (Perpusatakaan) yang peka terhadap kebutuhan masyarakat," jelas Woro Titi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (18/8/2019).

Sebagai informasi, perpusatakaan yang inklusi adalah perpustakan yang dekat dengan masyarakat. Inklusi tidak hanya berlaku bagi perpustakan umum tapi juga bisa dipraktekkan pada perpustakaan khusus maupun sekolah.

Inklusi dengan kata lain adalah pendekatan sosial agar perpustakan mampu bersahabat dan dekat dengan pemustaka.

Peran pustakawan terus berkembang

Jika 10 tahun lalu terbatas hanya di lingkup ruang kerja yang statis, perubahan zaman mengharuskan pustakawan melakukan transformasi (perubahan) agar tidak ditinggal pemustaka.

"Pustakawan harus kreatif, pandai bersinergi, dan berpikir out of the box," tambah Deputi 2 Perpusnas.

Peran tokoh adat, agama, juga harus dimaksimalkan agar kebermanfaatan perpustakan menjadi luas.

Ia menambahkan, perpusatakaan kini bukan lagi sekadar menyimpan dan melayani koleksi tapi bisa menghubungkan masyarakat dengan berbagai peluang.

Sebagai informasi, lomba Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional diikuti sebanyak 29 pustakawan berprestasi yang mewakili provinsi.

Selain mengikuti berbagai ujian, mereka juga mengikuti serangkaian acara mulai dari mendengarkan pidato sidang Paripurna MPR/DPR, melakukan tabur bunga di taman makam pahlawan menghadiri detik-detik upacara kemerdekaan di istana, kunjungan ke pusat data dan informasi Tempo grup, serta wisata edukasi ke museum.

Terkini Lainnya
Kisah Pustakawan Spesialis Buku Kritis di Bengkulu, Kagumi Jim Morrison hingga Nietzsche

Kisah Pustakawan Spesialis Buku Kritis di Bengkulu, Kagumi Jim Morrison hingga Nietzsche

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Generasi Pertama Literasi Air Ala Tanoker Ledokombo, Jakfar yang Melatih Public Speaking

Generasi Pertama Literasi Air Ala Tanoker Ledokombo, Jakfar yang Melatih Public Speaking

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan

Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0

Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com