KOMPAS.com - Setelah melalui serangkaian tes kognitif, wawancara, dan presentasi, pustakawan asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Arda Putri Winata, terpilih sebagai pustakawan terbaik Nasional 2019.
Penghargaan diberikan langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakan Perpustakan Nasional, Woro Titi Haryanti, Sabtu (17/8/2019).
Putri berhasil membawa hadiah uang prestasi senilai Rp 20 juta. Wanita mungil itu bahkan berhasil mengungguli Novita Dwi Anayati, pustakawan asal Jawa Timur, dan Dian Arya Susanti, pustakawan asal Jawa Barat, yang mendapat predikat dua dan tiga terbaik.
Dalam kesempatan tersebut, Woro Titi, mengatakan era saat ini sulit ditebak. Pengetahuan berkembang sangat cepat.
Di tengah kondisi seperti itu, perpustakaan lah yang mampu menghubungkan antara kemajuan peradaban dengan masyarakat.
Nah, agar tetap relevan dengan masa depan, ia menginbau perpustakan harus bertransformasi.
"Diperlukan perpustakan yang inklusi. (Perpusatakaan) yang peka terhadap kebutuhan masyarakat," jelas Woro Titi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (18/8/2019).
Sebagai informasi, perpusatakaan yang inklusi adalah perpustakan yang dekat dengan masyarakat. Inklusi tidak hanya berlaku bagi perpustakan umum tapi juga bisa dipraktekkan pada perpustakaan khusus maupun sekolah.
Inklusi dengan kata lain adalah pendekatan sosial agar perpustakan mampu bersahabat dan dekat dengan pemustaka.
Jika 10 tahun lalu terbatas hanya di lingkup ruang kerja yang statis, perubahan zaman mengharuskan pustakawan melakukan transformasi (perubahan) agar tidak ditinggal pemustaka.
"Pustakawan harus kreatif, pandai bersinergi, dan berpikir out of the box," tambah Deputi 2 Perpusnas.
Peran tokoh adat, agama, juga harus dimaksimalkan agar kebermanfaatan perpustakan menjadi luas.
Ia menambahkan, perpusatakaan kini bukan lagi sekadar menyimpan dan melayani koleksi tapi bisa menghubungkan masyarakat dengan berbagai peluang.
Sebagai informasi, lomba Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional diikuti sebanyak 29 pustakawan berprestasi yang mewakili provinsi.
Selain mengikuti berbagai ujian, mereka juga mengikuti serangkaian acara mulai dari mendengarkan pidato sidang Paripurna MPR/DPR, melakukan tabur bunga di taman makam pahlawan menghadiri detik-detik upacara kemerdekaan di istana, kunjungan ke pusat data dan informasi Tempo grup, serta wisata edukasi ke museum.