Gelorakan Rasa Nasionalisme Milenial, UPT Perpustakaan Bung Karno Gelar Bedah Buku Pidato Soekarno

Kompas.com - 15/05/2019, 17:36 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Untuk menggelorakan semangat Nasionalisme dan Patriotisme kepada generasi milenial, UPT Perpustakaan Bung Karno menggelar bedah buku (pidato) Bung Karno "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" di Perpustakaan Nasional, Jakarta Rabu (15/5/2019).

Perlu diketahui, “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah” adalah judul pidato yang disampaikan Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1966.

Dalam orasinya itu, Soekarno menyampaikan perjalanan bangsa dan negara Indonesia selama 21 tahun pasca proklamasi kemerdekaan.

Sejarawan, Rushdy Hoeseib yang hadir dalam bedah buku tersebut menyebutkan, Presiden Soekarno memberi judul pidato itu untuk mempertahankan garis politiknya.

Sebab, dalam pidatonya, Soekarno menyebut tahun 1966 sebagai tahun gawat, karena adanya peristiwa Gestok (Gerakan Satu Oktober) atau dikenal sebagai Gerakan G30S/PKI.

"Pidato ini merupakan pidato terakhir Soekarno sebagai presiden, yang berbicara mengenai perjalanan revolusi Indonesia," ungkapnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (15/5/2019).

Hal senada juga diungkapkan, Roso Daras. Penulis Aktualisasi Pidato Terakhir Bung Karno ini mengatakan, ada sejumlah fakta menarik tentang pidato "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah atau Never Leave History" yang dibacakan Presiden Soekarno.

Salah satunya, kata dia, tentang topik serta persoalan yang diangkat sangat aktual dan dalam banyak hal masih relevan hingga hari ini. Seperti, tentang pertikaian antar elite politik, ancaman disintegrasi bangsa, generasi muda yang terpapar budaya barat.

"Jika kita berharap generasi muda, kaum milenial mengkaji, mempelajari dan menjadikan pidato bung Karno sebagai sebuah pelajaran dan tuntunan, maka diperlukan upaya aktualisasi pidato-pidato Bung Karno. Sejarah tidak untuk diulang, tetapi untuk diambil hikmahnya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Janti Suksmarini mengatakan, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, mempunyai tugas dan fungsi untuk pengkajian koleksi-koleksi tentang Bung Karno.

"Makanya, melalui kegiatan bedah buku ini diharapkan dapat menggali ide pemikiran dan gagasan Bung Karno," kata Janti. 

Lebih lanjut Jati mengatakan, pihaknya pun berharap, para generasi milenial untuk meneruskan perjuangan bangsa Indonesia, khususnya rasa nasionalisme agar senantiasa lestari dan patriotisme akan selalu bergelora di jiwa para generasi milenial.

Terkini Lainnya
Kisah Pustakawan Spesialis Buku Kritis di Bengkulu, Kagumi Jim Morrison hingga Nietzsche

Kisah Pustakawan Spesialis Buku Kritis di Bengkulu, Kagumi Jim Morrison hingga Nietzsche

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Generasi Pertama Literasi Air Ala Tanoker Ledokombo, Jakfar yang Melatih Public Speaking

Generasi Pertama Literasi Air Ala Tanoker Ledokombo, Jakfar yang Melatih Public Speaking

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan

Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0

Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0

Perpustakaan dan Kepustakawanan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com