Minat Baca Masih Kurang, Singapura Ambil Langkah Ini

Kompas.com - 09/07/2019, 18:20 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Kepala NLB Singapura, Tan Huism.Perpustakaan Nasional/ Eka Cahyani Kepala NLB Singapura, Tan Huism.

KOMPAS.com - Untuk melatih kebiasaan membaca sejak dini, Dewan Perpustakaan Nasional Singapura atau National Library Board (NLB) Singapore mencanangkan program Read at School bagi anak-anak usia 7 hingga 12 tahun.

Kepala NLB Singapura Tan Huism menjelaskan pencanangan program tersebut adalah untuk mengakomodir kebutuhan generasi milenial.

"Ini karena generasi milenial dianggap merupakan orang-orang yang berpikir cepat dan selalu berkembang mengikuti perubahan,' kata Tan Huism di Rapat Kerja Pusat IPI XXII dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Batam, Senin (8/7/2019).

Kendati demikian, kata dia, minat baca generasi tersebut terbilang masih kurang, bahkan sulit mengajak mereka untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh karena itu, sangatlah penting menyediakan layanan khusus bagi generasi tersebut sejak dini.

Baca juga"Program Pintar": Ini 5 Strategi Dosen Tumbuhkan Minat Baca Calon Guru

"Makanya, demi mendukung jalannya program tersebut, NLB mengajarkan para orang tua dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) keterampilan literasi, sehingga mereka dapat memberi bacaan yang tepat untuk anak," ujar Tan Huism seperi dalam keterangan tertulisnya. 

Tak hanya itu, lanjut an Huism, ada pula program Sure, Understand, Research, and Evaluate (SURE) yang diperuntukkan bagi segala usia.

Program yang telah berjalan sejak tahun 2013 ini bertujuan memberi pengetahuan soal validasi informasi, khususnya yang berasal dari internet. 

Khusus SURE, NLB bekerja dengan Kementerian Pendidikan agar program tersebut berjalan dengan baik.

Baca jugaIroni Minimnya Buku di Tengah Tingginya Minat Baca Anak-anak Perbatasan

Adapun langkah tersebut di antaranya memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah, mengirim pustakawan ke sekolah, dan memasukkan informasi di situs web dengan cara yang bervariasi dan menarik.

Lebih lanjut Tan Huism mengatakan, untuk menjangkau khalayak luas, pihaknya bekerja sama dengan serikat pekerja, sukarelawan, sekolah pelatih, bahkan militer.

Tan menambahkan, bukanlah tugas yang mudah dalam menjangkau milenial, tapi NLB akan terus menciptakan strategi untuk menjangkau mereka.

"Pustakawan ditutut untuk mengubah pola pikir mereka dengan mempelajari keterampilan baru." pungkas Tan. (Eka Cahyani/Perpurnas)

Terkini Lainnya
Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan
Pustakawan Ahli Utama Jelaskan Pentingnya Data untuk Perpustakaan
Perpustakaan dan Kepustakawanan
Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0
Soft Skill Jadi Bekal Pustakawan Hadapi Disrupsi Revolusi Industri 4.0
Perpustakaan dan Kepustakawanan
Bagikan artikel ini melalui
Oke