KOMPAS.com — Wakil Presiden Frankfurt Book Fair (FBF) Claudia Kaiser menyebut saat ini penjualan buku di dunia tengah mengalami penurunan.
Hal tersebut menurutnya diakibatkan kecenderungan pembaca di zaman sekarang yang lebih menyukai aplikasi digital dalam mengonsumsi informasi.
“Data menunjukkan bahwa terdapat penurunan pembelian buku sekitar 6 juta,” ujar Claudia saat menjadi pembicara di Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di Batam, Senin (8/7/2019), sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Selasa (9/7/2019).
Kapasitas Claudia dalam dunia perbukuan tak perlu diragukan. FBF yang dikelolanya merupakan ajang pameran buku terbesar di dunia.
Baca juga: "Temanku, Teroris?" dari Indonesia Lewat Australia ke Frankfurt Book Fair
Meski mengalami penurunan, lanjut Claudia, dirinya optimistis masa depan buku cetak masih diperlukan. Ini karena buku merupakan sarana terbaik untuk pembelajaran.
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan PricewaterhouseCoopers (PWC), buku akan selalu ada," kata Claudia.
Namun, hal tersebut tentu harus dilakukan dengan beragam upaya. Untuk itu, Claudia mengimbau para penerbit agar lebih jeli memahami kemauan pembaca.
"Penerbit akan mati tanpa pembaca," ucap dia.
Lebih jauh Claudia menjelaskan tren digital juga tak mampu mengatasi ancaman pembajakan yang selalu menghantui penulis dan penerbit.
Baca juga: Pakai Gerobak, Bu Guru Kurnia Keliling Komplek Tawarkan Baca Buku
"Dunia perbukuan dapat dilihat melalui tiga kacamata, yaitu penerbit, penulis, dan pembaca yang mana hak cipta akan selalu menjadi masalah," kata Claudia.
Tak lupa, dirinya mengingatkan peran pustakawan yang sangat penting dalam memperpanjang napas buku cetak. Ia mencontohkan ajang FBF yang selalu menyertakan kegiatan khusus pustakawan yang bernama International Librarians Forum Center.
“Pustakawan mempunyai peran mulia tersendiri untuk membawa konten buku kepada masyarakat dan perpustakaan kini menjadi ruang untuk bertemu serta mengembangkan kreativitas,” kata Claudia. (Arief Wicaksono/Perpusnas)