KOMPAS.com - Bunda Baca Provinsi Jawa Timur ( Jatim) Arumi Bachsin mengatakan pentingnya memperkuat literasi masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan.
Badan Pusat Statitstik (BPS) melansir data kemiskinan di Jawa Timur pada September 2018, yakni 10, 85 persen atau 4.292.1500 orang.
Sementara itu, angka kemiskinan secara nasional pada Maret 2018 mencapai 9,82 persen. Itu berarti, sekitar 25,95 juta penduduk Indonesia masuk kategori miskin.
"Menurut saya, literasi berbasis skill adalah kuncinya. Selain itu, intervensi juga bisa dilakukan pemerintah. Tanpa intervensi pemerintah, masyarakat belum tentu mau bergerak," ujar Arumi seperti dalam keterangan tertulisnya.
Arumi yang juga Istri dari Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengatakan hal tersebut di hadapan peserta Peer Learning Meeting Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di JW Marriott Hotel, Surabaya, Selasa (3/12/2019).
Baca juga: Wujudkan SDM Unggul, Perpusnas Lakukan Transformasi Perpustakaan
Arumi yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jatim turut mendukung adanya program Perpustakaan Nasional (Pepusnas), yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
Salah satu kegiatan tersebut adalah perluasan transformasi perpustakan hingga ke desa untuk memperluas jangkauan program mendekatkan akses informasi.
Dengan begitu, program tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjadi pusat kegiatan yang mudah terhubung.
Diharapkan, dengan adanya program itu bisa mendorong terciptanya inovasi dan kreatifitas yang positif dan produktif.
Adapun terkait Peer Learning Meeting tersebut diharapkan bisa memperkuat peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Baca juga: Perpustakaan Masa Kini Tak Lagi Harus Dikunjungi tapi Mengunjungi
Melalui peningkatan kemampuan literasi, diharapkan bisa meningkatkan kreativitas masyarakat dan mengurangi kemiskinan akses informasi.
Literasi sendiri bisa didapat melalui pendidikan sekolah maupun adult literacy (literasi untuk orang dewasa), seperti membangun self-esteem (kepercayaan diri), dan empowerment (pemberdayaan). (PERPUSNAS/WARA MERDEKAWATI)